Penggunaan Packer (Seal)

Packer dalam industri perminyakan & gas bumi berarti bahan / materi / alat yang di set untuk menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara tubing dengan casing, drill pipe dengan casing atau dalam open hole sebagai pengisolasi area formasi tertentu.

Alasan Utama Penggunaan Packer

  1. Proteksi casing, Packer mengisolasi dan melindungi casing dari fluida sumur yang korosif dan tekanan tinggi.
  2. Safety, Packer membatasi area tekanan yang bekerja (well control), dari tekanan pada area diameter casing menjadi tekanan hanya pada sekitar diameter tubing.
  3. Konservasi energi, Packer mengalirkan seluruh fluida reservoar melalui tubing, dimana gas dan minyak menyatu sehingga menyebabkan daya angkat (memanfaatkan tekanan gas) dalam kecepatan yang tinggi, packer juga dapat membatasi zona- zona produksi sehingga dapat mencegah kehilangan / kerusakan reservoar sumber fluida tersebut
  4. Kondisi operasional, Terkait dengan alasan operasional penggunaan packer antara lain : alasan produksi (gas lift / hyd pump) dimana dibutuhkan volume annular tertentu yang terbentuk oleh packer, tubing dan casing, alasan cementing, acidizing dsb... (WO & WS)
BACA JUGA: 

Jenis & Karateristik Packer

Menurut konsep, fisik dan konstruksi packer

a. Cup Type Packer 

Merupakan bentuk paling standard dari packer, dimana seal berbentuk cup yang bsa menahan tekanan dari 1 arah atau 2 arah secara bersamaan



b. Tension Packer (slip/jay - slot combination) 

packer yang diset degnan tension, tubing ditarik dengan besaran over pull tertentu yang akan menyebabkan rubber packing mengembang/pack off terhadap casing



c. Solid - head compression packer 

packer yang diset dengan kompresi, tubing ditekan dengan besaran tertentu yang akan menyebabkan rubber packing mengembang/pack off terhadap casing.



d. Isolation Packer

Packer yang diset dengan tujuan isolasi yang ditunjukan dengan adanya pipa/ tubing anchor yang menerus kebawah packer untuk kemudian dikoneksikan dengan packer yang lain.



e. Control Head Compression Packer

packer yang menggunakan valve pada control head compression yang bertujuan untuk menanggulangi masalah - masalah pressure dan memungkinkannya tubing dicabut tanpa harus release packer.



f. Treating compression packer

packer yang diset dengan fitur tertentu dimana ada tipe ini terdapat kemampuan untuk menahan pressure dari bawah tanpa bergantung pada berat tubing.



g. mechanically set dual slip packer

packer yang diset ketika berat tubing tidak mencukupi untuk set packer akibar titik set packer yang lebih tinggi serhingga tidak ada tubing di bawah packer, dimana dilengkapi slip diatas dan dibawah packer yang memungkinkan menahan pressure dari dua arah.



h. Hydraulic packer by tubing pressure

Packer yang diset dengan memanfaatkan tekanan dari dalam tubing dengan dibantu plug/ bila sehingga tekanan akan melalui setting port kemudian menekan piston



i. retrivable, permanent packer / drillable

packer yang dilengkapi dengan dua slip atas bawah yang bisa dilakukan pengesetan secara mekanik, hidrolik bahkan wire line. biasanya pada bagian atas terdapat check valve untuk menahan pressure dari bawah dan bisa diset dengan stinger pipe/tubing


Membaca dan Menulis Untuk Membangun Bangsa


Naik pesawat, jatuh
Naik kapal, tenggelam
Naik mobil, macet
Naik motor, tabrakan .

Perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi negara yang sejahtera tidaklah mudah. Diperlukan semangat dan tekad serta ketekunan untuk mencapai itu semua. Dari sudut transportasi saja, masih banyak kendala yang terjadi di negeri ini. Negera terus berusaha membangun serta meningkatkan pelayanan untuk warga negeranya. Namun, apa yang warga negera bisa lakuka untuk membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya. Salah satu jawabanya adalah membaca dan menulis.

Saya bukanlah seorang penulis professional sebagaimana Robert. T. Kiyosaki dengan pandangannya terhadap kaya dan miskin, sebagaimana Dewi Lestari dengan novelnya yang menghanyutkan kita, dan sebagaimana dengan Raditya dika dengan cerita cinta dan humor yang membawa kita mengerti apa itu cinta dan bagaimana kita seharusnya. Mereka merupakan sedikit nama – nama tersohor dari belahan dunia lain maupun Indonesia sendiri.

Mengapa membaca? berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Duh, bagaimana menurut anda ? itu masih 61 negara yang turut serta, bagaimana jika ratusan negera. Saya pesimis Indonesia bahkan bisa masuk dalam hitungan 100 besar. Seperti yang kita tentu saja sudah jelas mengerti bahwa dengan membaca kita dapat mengetahui bagaimana dunia, bagaimana suatu tatanan negera dapat terjalin, bagaimana seharusnya masyarakat dapat memajukan bangsa sendiri. Membaca yang saya maksud disini adalah membaca untuk memajukan bangsa khususnya diri sendiri, bukan membaca suatu hal yang saya rasa hilang pentingnya, bukan membaca sosial media seperti facebook, twitter, Instagram,meme, dan sebagainya.

Masyarakat Indonesia dewasa ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal – hal demikian, untuk apa ? untuk mencari kesenangan, hiburan, dan sebagai ajang pamer. Selain itu, yang membuat minat baca rendah terutama dikalangan remaja adalah kebanyakan nongkrong. Menjadi hits dewasa ini adalah kesenangan tersendiri bagi remaja di Indonesia. Terlalu banyak tidur disiang hari dan terlalu banyak nongkrong di malam hari merupakan fenomena yang jarang kita temui. Membuat bangun menjadi terlambat, kurang semangat memulai hari, selalu mengantuk menjadi sering sekali di jumpai. Berbeda dengan malam hari, sejak matahari mulai tenggelam, semangat mereka menjadi semakin tidak terbendung untuk menelusuri panjangnya malam. Nongkrong di tempat – tempat hits dan bercerita kepada sesama mereka. Ya, begitulah. Padahal waktu yang dihabiskan bisa menjadi suatu ilmu yang mungkin bermanfaat bagi dirinya hingga mungkin bangsanya.

“Temukan Passion bacaanmu, terapkan, dan buat Indonesia menjadi lebih baik”

Bertolak kepada media baca elektronik Indonesia kini sudah penuh dengan sarana politik, berbau intoleransi, hoax hingga saling menjatuhkan sesama bangsa sendiri. Hal ini juga menjadi penyebab turunnya minat baca Indonesia. Untuk menjadi pembaca yang bijak, ketika membaca sesuatu anda harus mengetahui dahulu kebenaranya dengan mencari sumber dari penulisan tersebut, jangan mudah percaya, jangan mudah dibohongi, berprilakulah bahwa anda orang terdidik yang dapat mengambil poin positif dan membuang jauh poin negatif dari apa yang anda baca, jangan semua diminum tanpa menyaringnya. Lakukan penyaringan dalam hal situs - situs mana yang dapat kita percaya untuk dibaca tanpa menyabarkan hoax, memberikan konten negatif serta menjatuhkan orang lain, dengan opini – opini yang situs tersebut tuliskan. Situs PARA Syndicate merupakan salah satu situs yang berkompeten dibidangnya dengan memberikan bacaan yang positif terhadap keadaan yang dialami bangsa Indonesia.

 “Kita adalah apa yang kita tahu”

Mengapa menulis ? menulis telah kita lakukan sejak kita masih kecil. Menulis merupakan kemampuan dasar manusia. Menulis mengajarkan anda bagaimana memproduksi. Menurut Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah saat ini jumlah pengusaha Indonesia hanya 3,1% (depkop.go.id, 11/3/2017). Hal tersebut jauh lebih kecil dibandingan rata – rata negara – negara di Asia Tenggara. Hal ini menginformasikan bahwa rata – rata Indonesia merupakan konsumen besar. Menulis mencoba merubah pola pikir anda menjadi seorang produsen, bukan konsumen.

Jika ada penulis pasti ada pembaca dan jika ada pembaca maka ada yang belajar. Dengan menulis kita memberikan informasi terutama informasi positif bagi pembaca. Hal ini dalam rangka bekerja bersama dalam mencapai salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya kewajiban para guru di sekolah, dosen di kampus, tetapi merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara Indonesia. Tidak hanya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, masyarakat Indonesia juga harus bekerja sama bahu membahu untuk mencapai tujuan nasional lainnya. Informasi, wawasan merupakan sesuatu yang dapat membentuk kita, membantu menyelesaikan suatu masalah, membantu bagaimana harusnya bersikap dan bahkan membentuk karakter kita. Dengan tulisan kita dapat menyampaikan opini dan menyampaikan aspirasi tanpa harus turun ke jalan dan menggangu kenyamanan bersama. Dengan tulisan kita dapat berdiskusi dengan masyarakat secara luas. Dengan tulisan, masyarakat, bangsa terkadang dapat tercerahkan, termotivasi untuk mencapai yang ingin dicapai. Sudah seharusnya dengan tulisanlah kita dapat membentuk karakter bibit – bibit baru calon penjaga dan penerus kemerdekaan bangsa Indonesia.

Terdapat berbagai macam cara untuk bekerja bersama membangun bangsa Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Membaca dan menuliskan berbagai informasi positif baik dalam bentuk media online ataupun buku merupakan salah satu upaya yang dapat kita lakukan khususnya para remaja yang memiliki segudang ilmu, wawasan, pengetahuan dalam rangka bekerja sama untuk tetap menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia, karena kita adalah INDONESIA


DIRGAHAYU INDONESIA KU



Pembukaan UUD 1945


PEMBUKAAN UUD 1945

 
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Tahap Perforasi

Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur disebut dengan perforasi. Alat untuk melakukan perforasi disebut dengan perforator. Perforator dibedakan atas dua tipe yakni Bullet/Gun perforator dan Shape charge/Jet perforator.
Gambaran proses perforasi, via Halliburton.com

a. Bullet / Gun perforator

Komponen utama dari bullet perforator meliputi fluida seal disk, gun barrel, gun body, bullet, thread sell, shear disk, powder centrifuge, contact-pin assembly, back contact spring, dan electrick wire.

Fluida seal disk berfungsi menahan masuknya fluida sumur ke dalam alat dimana dapat melemahkan kekuatan membakar powder. Gun body terdiri dari silinder besi panjang yang dilengkapi dengan suatu alat kontrol untuk penembakan dimana barrel disekrupkan dan juga untuk menempatkan sumbu (igniter) dan propelant dengan shear disk didasarnya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai tekanan maksimum tercapai karena terbakarnya powder. Sedangkan Electric Wire merupakan kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan pembakaran powder charge.

Prinsip kerja bullet perforator adalah susunan gun yang sudah ditempatkan dengan interval tertentu diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun dikontrol dari permukaan melalui wireline untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara sendiri maupun serentak. Karena arus listrik melalui wireline timbul pembakaran pada propelant dalam centrifuge-tube sehingga terjadi ledakan yang melontarkan bullet dengan kecepatan tinggi.

b. Jet Perforator

Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya powder yang melepas bullet tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu arus yang berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen, dan formasi.


Kondisi Kerja Perforasi


1. Conventional Overbalance

Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur lainnya. Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada :
  1. Komplesi multizona.
  2. Komplesi gravel-pack (cased-hole).
  3. Komplesi dengan menggunakan liner.
  4. Komplesi pada casing intermidiate.

Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah :
  1. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-mineral batuan formasi.
  2. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
  3. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.
  4. Clean-up sukar dilakukan.
BACA JUGA :

2. Underbalance

Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik dibandingkan overbalance, karena :
  1. Dengan Ph < Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur, sehingga hancuran hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.
  2. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara lumpur dengan mineral batuan.
  3. Clean-up lebih cepat dan efektif.


Teknik/Cara Perforasi


Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik perforasi, yaitu dengan wireline (wireline conveyed perforation) dan dengan tubing (tubing conveyed perforation).

1. Wireline Conveyed Perforation

Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan wireline (kawat listrik).
Wireline conveyed perforation. Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.

Wireline conveyed tubing gun. Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur melalui X-mastree dan tubing string, setelah tubing dan packer terpasang diatas interval perforasi. Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini, umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit.

2. Tubing Conveyed Perforator (TCP).

Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail-pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi ini dapat dilakukan baik pada kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur (rathole).


3. Tahap Penimbaan (Swabbing)

Swabbing adalah pengisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat mengalir masuk kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke permukaan. Ada 2 sistem pengisapan fluida yang berbeda pada sumur sebelum diproduksikan, yaitu :

1. Penurunan densitas cairan.

Dengan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari fluida yang berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi aliran dari formasi menuju sumur produksi selanjutnya ke permukaan.

2. Penurunan kolom cairan.

Seperti halnya penurunan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan hidrostatik fluida dalam sumur agar lebih kecil dari tekanan formasi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengisapan dan timba.
Macam-macam swab-cup, via OilfieldSupply.com


Pengisapan, dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter persis sama dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menari swab-cup keatas, maka tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge dari bawah yang akan mengakibatkan aliran.

Timba, mekanisme dengan cara ini adalah timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba diturunkan, katup pada ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut akan menutup. Dengan cara ini, maka suatu saat tekanan formasiakan melebihi tekanan hidrostatik kolom lumpur.

Well Completion

Well completion adalah persiapan atau penyempurnaan sumur untuk diproduksikan. setelah pemboran telah mencapai formasi yang merupakan terget terakhir dan pemboran telah selesai, maka sumur perlu dipersiapkan untuk diproduksikan. Pada well completion, dilakukan pemasangan alat-alat dan perforasi apabila diperlukan dalam usahanya untuk mengalirkan hidrokarbon ke permukaan. Tujuannya adalah untuk menyerap hidrokarbon secara optimal. Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu :
  1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production casing)
  2. Tahap perforasi dan/atau pemasangan pipa liner.
  3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.

1. Jenis-jenis Well Completion

Well completion berdasarkan fungsi dan tujuannya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu formation completion, tubing completion dan well head completion.

1.1. Formation Completion

Metode formation (down hole) completion dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu open hole completion, perfarated casing completion dan sand exclusion types.

1.1.1. Open Hole Completion

Metode ini merupakan metode yang sederhana dimana casing dipasang hanya sampai puncak formasi produktif sehingga formasi produktif tidak tertutup secara mekanis. Dengan demikian aliran fluida reservoir dapat langsung masuk ke dalam sumur tanpa halangan. Metode ini hanya cocok digunakan pada formasi yang kompak atau tidak mudah runtuh. Bila laju produksi besar maka produksi dilakukan melalui casing sedangkan untuk laju produksi kecil produksi dilakukan melalui tubing.

Penggunaan metode open hole completion memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah Fluida mengalir ke lubang sumur dengan diameter penuh dan tanpa hambatan, sehingga dengan cara ini umumnya dapat diperoleh laju produksi yang lebih besar dibandingkan dengan cara lain. Memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan formasi (formation damage). Interpretasi log yang dilakukan memberikan hasil yang cukup baik, dan mudah ditambah kedalaman bila diperlukan serta mudah ditambah secara liner atau perforated completion.

Sedangkan kerugiannya adalah sukar dilakukan pengontrolan terdapat produksi air atau gas, dan sukar melakukan stimulasi pada interval produksi bila diperlukan suatu selective stimulation. Harus sering dibersihkan pada interval formasi produktifnya, terutama bila formasinya kurang kompak, serta pemasangan casing dilakukan dengan coba-coba sebelum pemboran terhadap formasi produktif.

1.1.2. Perforated Casing Completion

Dalam metode ini casing produksi dipasang sampai dasar formasi produktif dan disemen. Selanjutnya lubang diperforasi pada interval-interval yang diinginkan. Dengan adanya casing maka formasi yang mudah gugur dapat ditahan. Perforated casing completion umumnya digunakan pada formasi-formasi dengan faktor sementasi (m) sebesar 1,4.


Adapun keuntungan dalam penggunaan metode ini adalah dapat mengontrol air dan gas berlebihan, stimulasi dan treatment dapat dilakukan lebih selektif. Kemudian akan mudah untuk menambah kedalaman jika diperlukan. Casing produksi yang dipasang hingga dasar formasi akan menghalangi masuknya pasir, komplesi tambahan dapat dilakukan sesuai dengan teknik pengontrolan pasir yang dikehendaki, serta dapat disesuaikan dengan semua konfigurasi multiple completion. Sedangkan kerugiannya adalah memerlukan biaya perforasi yang besar, interpretasi log kritis, dan kemungkinan terjadinya kerusakan formasi lebih besar.

Open dan Cased Hole Completion, via DrillingFormulas.com

1.1.3. Sand Exclusion Type Completion

Metode ini digunakan untuk mencegah terproduksinya pasir dari formasi produktif yang kurang kompak. Metode yang umum digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran adalah liner completion, gravel pack completion dan sand consolidation.

Metode pertama adalah Liner Completion biasa digunakan untuk formasi produktif dengan faktor sementasi antara 1,4 sampai 1,7. Liner completion dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan cara pemasangannya, yaitu screen liner completion dan perforated liner completion.

Pada metode Screen Liner Completion, casing dipasang sampai puncak dari lapisan atau zona produktif. Kemudian liner dipasang pada formasi produktif sehingga pasir yang ikut aliran produksi tertahan oleh screen tersebut.. Dalam screen liner completion, dijumpai beberapa macam jenis screen liner yang dapat digunakan, yaitu slotted screen liner, wire wrapped screen liner dan prepack screen liner.

Sedangkan dalam metode Perforated Liner Completion, casing dipasang di atas zona produktif, kemudian zona produktif dibor dan dipasang casing liner dan disemen. Selanjutnya liner diperforasi untuk produksi.

Metode kedua adalah metode Gravel Pack Completion. Metode ini dilakukan bila screen liner masih tidak mampu menahan terproduksinya pasir. Caranya adalah dengan menginjeksikan sejumlah gravel dan fomasi produktif disekeliling casingnya hingga fluida akan tertahan oleh pasir yang membentuk barrier di belakang gravel dan gravel ditahan oleh screen. Dari keadaan lubang sumur ketika gravel pack ini dipasangkan, pemasangannya dibagi menjadi eksternal dan internal.

Gravel Pack, via petrowiki.org

External gravel pack, adalah jenis gravel pack yang diterapkan pada kondisi open hole. Open hole (external) gravel pack akan sesuai untuk diterapkan pada sumur yang indeks produktivitasnya tidak mengalami penurunan yang besar selama produksi.

Internal gravel pack, adalah jenis gravel pack yang diterapkan pada kondisi lubang bor dalam keadaan tercasing dan terperforasi. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam cased hole gravel pack ini adalah dilakukan pembersihan lubang perforasi dengan menggunakan fluida komplesi sebelum gravel dimasukkan ke dalam lubang sumur atau formasi, hal ini dapat mencegah terjadinya sumbatan pada alur maupun lubang perforasi. Metode cased hole (internal) gravel pack dapat diterapkan pada dua situasi :

Formasi dengan internal produksi yang panjang, dimana penempatan pasir (sand) consolidation tidak dapat diterapkan.

Formasi yang berlapis-lapis, dimana produksi diharapkan dapat dilakukan melalui satu rangkaian pipa produksi.

Metode terakhir dari tipe komplesi Sand Exclusion adalah Sand Consolidation, dimana masalah kepasiran juga terjadi di dalam komplesi formasi yang secara alamiah tidak terkonsolidasi. Dalam hal ini para ahli mencoba untuk meningkatkan pengontrolan pasir dengan melakukan konsolidasi batuan. Cara ini dikenal dengan sand consolidation. Metode ini umumnya dilakukan pada lapisan tipis berbutir relatif besar, permeabilitas seragam (uniform) dan clean sand. Prinsip dari metode ini adalah menginjeksikan bahan kimia ke dalam lapisan pasir sehingga butiran pasir yang terlepas menjadi tersemen. Bahan kimia yang umum digunakan adalah epoxy resin, furun dan phenol formaldehyde.

1.2. Tubing Completion

Penentuan jenis tubing completion terutama didasarkan atas jumlah tubing yang akan digunakan dimana hal ini erat hubungannya dengan jumlah atau zone produktif yang dimiliki serta produktivitas formasinya. Tubing completion dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang didasarkan jumlah production string (pipa produksi) yang digunakan dalam satu sumur. Jenis-jenis tersebut adalah : single completion, comingle completion, multiple completion.

1.2.1. Single Completion

Merupakan metode produksi yang hanya menggunakan satu pipa produksi dimana sumurnya hanya memiliki satu zone produktif. Berdasarkan kondisi reservoir dan lapisan batuan produktifnya, single completion dibedakan menjadi dua jenis, yaitu open hole dan perforated completion. Open Hole Completion merupakan cara komplesi yang dilakukan bila formasinya cukup kompak. Sedangkan Perforated Completion, yaitu cara komplesi yang dilakukan bila formasinya kurang kompak dan bila diselingi lapisan-palisan tipis dari air atau gas.

1.2.2. Commingle Completion

Metode jenis ini dilakukan pada sumur yang mempunyai reservoir berlapis atau memilki lebih dari satu zone lapisan produktif. Metode ini dapat diterapkan dengan syarat tidak menimbulkan interflow antara lapisan produktif. Macam-macam commingle completion dapat digolongkan pada beberapa jenis sebagai berikut :

Single tubing dengan single packer, merupakan cara produksi yang dipakai untuk sumur yang mempunyai dua lapisan produktif, dimana dua lapisan produktif tersebut dibatasi oleh packer. Fluida produksi dari lapisan bawah diproduksikan melalui tubing, sedangkan untuk lapisan di atasnya diproduksikan melalui annulus antara tubing dan casing. Jenis komplesi ini diterapkan untuk sumur yang produktivitasnya rendah. Keuntungan metode ini terutama adalah biaya ringan karena hanya menggunakan satu tubing. Sedangkan kerugiannya hanya lapisan bawah yang dapat dilakukan pengangkatan buatan bila nanti diperlukan, production casing tidak terlindungi dari tekanan sumur dan fluida korosif, endapan-endapan solid dari lapisan di atasnya dapat merusak tubing string, dan diperlukan untuk mematikan lapisan bawah bila akan dilakukan work over (kerja ulang) pada lapisan tersebut.

Single Tubing dengan Dual Packer dan Tubing. Pada komplesi ini diinginkan untuk memproduksikan fluida formasi bagian atas melalui dalam tubing dengan bantuan croos over atau dengan regulator flow choke. Sedangkan untuk fluida formasi dari bawah diproduksikan malalui tubing itu juga, dan kemudian melalui annulus tubing dan casing. Komplesi jenis ini akan lebih murah jika dibandingkan dengan multiple completion tapi cukup menimbulkan kesulitan bila terjadi gangguan pada salah satu lapisan produktifnya harus mematikan lapisan yang lain untuk melakukan kerja ulang. Dalam hal perencanaan pamakaian tubing juga mendasarkan pada cara single completion, hanya perlu dipertimbangkan produktivitas lapisan secara keseluruhan untuk mendapatkan kapasitas tubing yang sesuai. Komplesi ini dapat dipasang pada packer dibagian bawah untuk memisahkan aliaran fluida masing-masing lapisan.

1.2.3. Multiple Completion

Multiple completion merupakan metode komplesi yang digunakan untuk sumur yang mempunyai lapisan lebih dari satu zone produktif. Dimana setiap lapisan produktif tersebut diproduksikan sendiri-sendiri secara terpisah sesuai dengan produktivitas masing-masing. Metode komplesi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

Two Packer-two Tubing Strings “paralel” Dual Completion, Metode komplesi jenis ini, fluida dialirkan melalui dua tubing yang terpisahkan oleh dua packer. Dengan demikian masalah kepasiran dan artificial lift dapat diselesaikan dengan baik, akan tetapi biaya komplesinya menjadi mahal, dikarenakan setiap lapisan mempunyai komplesi sendiri-sendiri.

Dual Well with Two Alternated Completion, Metode ini didasarkan letak kedua lapisan produktif yang akan diplilh untuk diselesaikan, maka dapat diproduksikan melalui rangkaian tubing yang panjang atau yang pendek.

Triple Completion-Three Zones, Two Paker or Three Packer and Twoor Three Tubing Strings, Komplesi jenis ini diselesaikan dengan dua atau tiga tubing dan dua atau tiga packer. Dengan cara ini dapat menghasilkan total produksi harian yang tinggi tiap lubang sumur dan pada umumnya dapat memperbaiki ongkos yang telah dikeluarkan. Tetapi komplesi ini sulit untuk dipasang dan mudah dikenai problem komunikasi antar lapisan.

Multiple Packer Completion, Jenis komplesi ini memisahkan aliran fluida dari masing-masing zona yang dilakukan dengan memakai packer. Kelemahan metode ini adalah artificial lift sulit diterapkan dan workover tidak mudah dilakukan.

Multiple Tubingless Completion, Sistem komplesi ini tidak memakai production tubing, tetapi menggunakan casing berukuran kecil, biasanya berukuran 27/8”. Metode ini sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai masa produksi relatif panjang, adanya masalah fracturing, acidizing, sand control dan masalah lain yang memerlukan stimulasi atau treatment. Untuk sumur yang menghasilkan fluida bersifat korosif, cara ini tidak cocok karena casing produksi disemen secara permanen.
Multiple Zone Completion, via DrillingFormulas.com


1.3. Wellhead Completion

Wellhead atau kepala sumur adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan peralatan yang terpaut pada bagian atas dari rangkaian pipa didalam suatu sumur untuk menahan dan menopang rangkaian pipa, menyekat daripada masing-masing casing dan tubing serta untuk mengontrol produksi sumur. Komponen-komponen utama dari wellhead terdiri dari casing head, tubing head dan christmas tree.

 BACA JUGA : 

1.3.1. Casing Head

Casing head disebut juga sebagai landing base, digunakan untuk menahan casing berikutnya yang lebih kecil, memberikan suatu hubungan dengan annulus dan sebagai landasan dari BOP. Casing head dapat dibagi menjadi dua, yaitu lower casing head dan intermediate casing head.
Casing Head, via FMCTechnologies.com

Lower casing head, merupakan casing head paling bawah yang berpaut dengan bagian atas surface casing serta menyekat annulus antara rangkaian casing.

Intermediate Casing Head, disebut juga sebagai casing head spool, yang berfungsi untuk menahan casing berikutnya yang lebih kecil dan memberikan suatu hubungan dengan annulus antara kedua casing.

1.3.2. Tubing Head

Tubing head ditempatkan diatas casing head dan berfungsi untuk menggantungkan tubing string dan memberikan suatu pack off antara tubing string dan production string. Disamping itu juga memberikan hubungan annulus casing dan tubing melalui outlet samping. Pemilihan tubing head untuk single completion maupun untuk multiple completion didasarkan pada perencanaan mangkuk tubingnya (tempat menggantungnya tubing hanger). Fungsi utama dari tubing head adalah :
  1. Sebagai penyokong (support) rangkaian tubing.
  2. Menutup ruang antara casing dan tubing.
  3. Cairan dan gas dapat dikontrol dengan adanya connection diatas permukaan

Tubinh Head, via www.diytrade.com

Adapun bagian-bagian dari peralatan tubing head adalah sebagai berikut :
  1. Top flange, disini dilengkapi dengan locksrew yang berfungsi untuk menahan tubing hanger pada tempatnya dan memberikan tekanan pada tubing hanger seal dan seal annulus.
  2. Tubing hanger, fungsinya untuk menggantung tubing dan memberikan penyekat antara tubing dengan tubing head.
  3. Outlet, merupakan saluran keluar yang jumlahnya bisa satu atau dua buah.
  4. Lower flange, merupakan tempat untuk memasang bit guide dan secondary seal.

1.3.3. Christmas-tree

Christmas-tree atau X-mas tree merupakan suatu susunan dari katup-katup (valve) dan fitting yang ditempatkan di atas tubing head untuk mengatur sarta mengalirkan fluida dari sumur. Chistmas-tree dibuat dari baja berkualitas tinggi, sehingga di samping mampu menahan tekanan tinggi, juga mampu menahan aliran air formasi yang bersifat korosif yang mengalir bersama-sama minyak atau dapat menahan pengikisan yang disebabkan oleh pasir yang terbawa oleh aliran fluida formasi. Komponen-komponen yang terdapat di christmas-tree adalah :

  • Mastre gate, berfungsi untuk menutup sumur bila diperlukan dan untuk sumur tekanan tinggi, biasanya dipasang dua buah.
  • Wing valve, digunakan untuk membuka dan menutup dari aliran bercabang.
  • Manometer, berfungsi untuk mengukur tekanan casing (Pc) dan tekanan tubing (Pt)
  • Choke, berfungsi untuk menahan sebagian aliran fluida sehingga produksi fluida formasi diatur menurut kebutuhan

X-mass tree, via SAPWELLSGLOBAL.com



Choke
Choke atau beam (jepitan) digunakan pada sumur-sumur sembur alam (natural flow atau flowing well) dan pada sumur gas lift, yaitu pada inlet gas injeksinya. Fungsinya untuk mengontrol atau mengatur produksi minyak dan gas dari sumur tersebut. Choke ini terbuat dari besi baja berkualitas tinggi supaya dapat menahan kikisan pasir serta fluida yang korosif. Ada dua macam choke yang terkenal dalam industri minyak dan gasbumi, yaitu positive choke dan adjustable choke.

Positive choke terbuat dari besi baja pejal, dimana pada bagian dalamnya terdapat lubang dengan ukuran tertentu (orifice), dimana minyak atau gas dapat mengalir didalamnya. Karena aliran fluida melalui choke ini, maka akan terjadi penurunan tekanan yang besarnya tergantung pada besarnya diameter orifice dari choke tersebut. Positive choke ini hanya mempunyai satu ukuran orifice untuk setiap choke (fixed orifice).

Adjustable Choke, untuk mencegah penutupan sumur sewaktu mengganti ukuran choke atau perubahan laju produksi, maka lebih praktis memakai adjustable choke, yaitu dengan memutar handweel yang akan menaik-turunkan stem tip menjauhi/medekati removable seat, dimana ini berarti memperbesar/memperkecil ukuran orifice. Di sini fluida harus mengalir mengelilingi stem tip terlebih dahulu, sehingga aliran akan lebih bersifat turbulen, sehingga ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya sumbatan (plug) pada orifice oleh pasir atau padatan-padatan lainnya. Karena sifat dan konstruksinya ini, maka jenis choke ini sangat sesuai pemakaiannya bila kita harus sering mengubah-ubah laju produksi.

Seringkali, positive dan adjustable choke mempunyai choke body yang sama, sehingga choke dapat diganti dari adjustable ke positive atau sebaliknya, tanpa melepas choke body dari X-mas tree.

LIHAT HANDBOOK PENTING WELL COMPLETION

Salam

Menjawab Kebutuhan Zaman, Sudah Saatnya Mobil Listrik Jadi Prioritas


Pada berbagai kesempatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyampaikan hasil diskusinya dengan Presiden Joko Widodo terkait rencana pengembangan mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, sudah saatnya mobil listrik jadi prioritas mengingat kebutuhan zaman yang kian mendesak.

"Kalau mobil listrik banyak di Indonesia, kita itu tidak perlu lagi impor BBM karena pake listrik. Listriknya pake batubara yang ada di dalam negeri. Ada juga gas alam di dalam negeri sehingga impor minyaknya akan turun. Kalau ini terjadi platform hulu migas akan berubah," tutur Jonan di Jakarta (20/7), menceritakan kembali diskusinya dengan Presiden RI beberapa waktu lalu.

Usulan Jonan tampaknya mendapat respon positif dari Presiden Joko Widodo. "Zaman berubah terus. Tidak ada yang bisa menghentikan perubahan zaman, begitu tanggapan Pak Presiden," kata Jonan.

Saat menghadiri Lebaran Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Minggu (30/7), Presiden RI juga menyampaikan bahwa rencana pengembangan mobil listrik akan dimasukkan dalam perhitungan pemerintah, mengikuti perkembangan global, terutama dalam menjawab isu perubahan iklim dan lingkungan.

Jonan mengungkapkan, salah satu kekhawatiran Presiden adalah terkait cara pengisian ulang mobil listrik. Menjawab hal itu Jonan sudah menyiapkan dua cara. "Satu, kalau mau dimandatkan janjian dengan semua Pemerintah Daerah. Setiap pusat keramaian yang resmi kayak mall, pasar ada chargernya. Dua, kalau dalam jangka lima tahun baterainya portable, maka semua SPBU di Indonesia yang hampir 6000an dibikinkan kayak tabung LPG, kalau habis ditukar," papar Jonan.

Selain itu, menurut Jonan ada hal lain yang tak kalah penting dalam pengembangan mobil listrik nantinya. "Kalau mau mobil listrik masuk ke sini, itu biaya masuk, PPBM untuk impor mobil baik built up maupun tidak harus dibuat nol," pungkasnya. (KO)