Konten [Tampil]
Pada berbagai kesempatan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan menyampaikan hasil diskusinya dengan Presiden Joko Widodo terkait rencana pengembangan mobil listrik di Indonesia. Menurutnya, sudah saatnya mobil listrik jadi prioritas mengingat kebutuhan zaman yang kian mendesak.
"Kalau mobil listrik banyak di Indonesia, kita itu tidak perlu lagi impor BBM karena pake listrik. Listriknya pake batubara yang ada di dalam negeri. Ada juga gas alam di dalam negeri sehingga impor minyaknya akan turun. Kalau ini terjadi platform hulu migas akan berubah," tutur Jonan di Jakarta (20/7), menceritakan kembali diskusinya dengan Presiden RI beberapa waktu lalu.
Usulan Jonan tampaknya mendapat respon positif dari Presiden Joko Widodo. "Zaman berubah terus. Tidak ada yang bisa menghentikan perubahan zaman, begitu tanggapan Pak Presiden," kata Jonan.
Saat menghadiri Lebaran Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Minggu (30/7), Presiden RI juga menyampaikan bahwa rencana pengembangan mobil listrik akan dimasukkan dalam perhitungan pemerintah, mengikuti perkembangan global, terutama dalam menjawab isu perubahan iklim dan lingkungan.
Jonan mengungkapkan, salah satu kekhawatiran Presiden adalah terkait cara pengisian ulang mobil listrik. Menjawab hal itu Jonan sudah menyiapkan dua cara. "Satu, kalau mau dimandatkan janjian dengan semua Pemerintah Daerah. Setiap pusat keramaian yang resmi kayak mall, pasar ada chargernya. Dua, kalau dalam jangka lima tahun baterainya portable, maka semua SPBU di Indonesia yang hampir 6000an dibikinkan kayak tabung LPG, kalau habis ditukar," papar Jonan.
Selain itu, menurut Jonan ada hal lain yang tak kalah penting dalam pengembangan mobil listrik nantinya. "Kalau mau mobil listrik masuk ke sini, itu biaya masuk, PPBM untuk impor mobil baik built up maupun tidak harus dibuat nol," pungkasnya. (KO)