Showing posts with label Kampus. Show all posts
Showing posts with label Kampus. Show all posts

Faktor Penting Dalam Pemilihan Jenis Tangki Migas


Dalam dunia industri, terutama yang bergerak pada unit pengolahan liquid seperti industri migas, tentu saja memiliki tempat penampungan produk maupun bahan baku yang disebut dengan tangki. Setiap jenis tangki memiliki bentuk serta spesifikasi masing-masing sebagai tempat penampungan, seperti yang kita ketahui fraksi-fraksi yang telah diolah memiliki kondisi dan sifat-sifat yang berbeda, sehingga dalam pemilihan jenis tangki harus disesuaikan dengan karakteristik fraksi yang akan ditampung di dalamnya.

Dalam industri migas, pemilihan jenis tangki berpatokan pada standar API (American Petroleum Institute) yang telah mengeluarkan berbagai spesifikasi yang meliputi material, desain, fabrikasi,dan testing. Untuk menjamin agar tangki penyimpanan minyak bumi dapat dioperasikan dengan baik dan aman maka dalam pemilihan dan pengoperasiaanya harus memenuhi beberapa aspek ketentuan yang berlaku sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah dan keadaan-keadaan yang tidak diinginkan.

Syarat Pemilihan Tangki

Tangki penyimpanan minyak bumi memiliki peranan penting dalam proses produksi fraksi minyak bumi, sehingga pemilihannya harus sesuai dengan standar yang berlaku, Umumnya yang harus diperhatikan pada saat pemilihan yaitu jenis fraksi yang akan ditampung meliputi sifat penguapan dan korosifitas dari fraksi tersebut serta menentukan tekanan yang diperlukan. Berikut faktor-faktor utama yang harus diperhatikan saat pemilihan jenis tangki yaitu:

  1. Tekanan uap (vapour pressure), tekanan operasi (operating pressure), temperatur penyimpanan dan flash point.
  2. Kapasitas tangki.
  3. Kontrol uap yang diizinkan yang mengacu pada standar API (publication 2517, 2518 dan 2519 yang menggambarkan evaporation losses dari berbagai jenis tangki penyimpanan).
  4. Safety and fire hazard.
  5. Perlindungan terhadap isi tangki agar tidak terjadi perubahan molekul ataupun bentuk fisik lainnya.
  6. Temperatur dan tekanan standar yang diperlukan.
  7. Temperatur terhadap perlindungan lingkungan.

Tipe tangki dibagi berdasarkan vapour pressure (tekanan uap) dari fraksi yang ada didalamnya, sesuai dengan tabel dibawah ini:



Syarat Pengoperasian Tangki Minyak Bumi

Pengoperasian tangki minyak bumi meliputi proses penerimaan dan pengiriman, hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian tangki penyimpanan minyak bumi secara aman adalah:

  1. Tangki penyimpanan harus dilengkapi dengan sistem peralatan yang dapat menjamin proses pengoperasian sesuai kebutuhan.
  2. Instalasi tangki minyak bumi harus dilengkapi dengan tempat pengukuran serta pengambilan sampel yang berfungsi untuk tempat mengambil sampel dan memantau kuantitas serta kualitas produk sesuai kebutuhan.
  3. Setiap jenis produk harus disimpan di dalam tangki yang sesuai dengan peruntukannya dan apabila dilakukan pencampuran jenis fraksi (jenis yang berbeda) maka sebelumnya harus dilakukan analisa perubahan terlebih dahulu.
  4. Pemantauan kuantitas dan kualitas produk harus dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan.
  5. Peralatan dan tata cara pengoperasian harus menjamin keselamatan kerja dan keselamatan operasi.


source : prosesindustri.com

Catatan Najwa Shihab Untuk Mahasiswa



Mahasiswa masa kini
Menjadikan forum diskusi
Sebagai ajang pamer intelegensi
Menjatuhkan yang lain demi meninggikan gengsi

Hobinya mengkritisi
Tapi tak sanggup berkontribusi
Berlagak politisi
Tapi masih ciut dihadapan birokrasi
Banyak menjadi mahasiswa wifi
Yang diam dan bungkam dijejal koneksi

Belajar jujur dikata individualis
Tak memberi contekkan katanya tak etis
Open brain tanpa open internet dibilang tak realistis
Miris..

Mahasiswa terlalu terambung IPK
Huruf dan Angka yang masih dianggap simbol bahwa ia bisa
Tak peduli hasil dari mana
Asal bisa mendapat A

Tak peduli rakyatnya lapar
Harga kebutuhan dikendalikan pasar
Teriakan mahasiswa tiada terdengar
Mereka diruangan berAC 'katanya' sedang belajar

Mahasiswa kekinian
Titip absen dianggap simbol setia kawan
Tak ada motivasi belajar membenahi tatanan
Kuliah asal cukup kehadiran
Masa bodo rakyat menderita asal mereka duduk nyaman

Mahasiswa!
Agen perubahan katanya
Akbarkan sumpah mahasiswa beserta makna
Jangan hanya mengejar IPK
Rakyat tak butuh angka
Mereka perlu aksi nyata

-Najwa Sihab
Tanah Borneo, 7 Mei 2017

Faktor Faktor Utama Yang Memengaruhi Efektivitas EOR

Perolehan Minyak Tahap Lanjut atau EOR adalah teknik untuk memperoleh minyak dengan cara menginjeksikan suatu zat yang berasal dari salah satu atau beberapa metode pengurasan yang menggunakan energi luar reservoir.

http://cornerstonemag.net/

Tujuan dilakukannya EOR adalah

  • Meningkatkan faktor perolehan minyak
  • mengurangi saturasi minyak residual
  • menurunkan viskositas minyak yang terdapat dalam reservoir
  • memberikan driving force pada laju produksi minyak yang sudah rendah
  • meningkatkan areal sweep effecinecy

Suatu metoda EOR secara umum dapat saja diterapkan pada semua reservoir secara acak, tetapi yang menjadi pertanyaan apakah fluida injeksi tersedia dalam jumlah yang cukup selama masa produksi, lalu apakah fluida injeksi sesuai (compatible) dengan batuan dan fluida reservoir, lalu apakah hasilnya akan baik. Makin baik suatu EOR, tambahan perolehan yang dihasilkan dibandingkan dengan cara alamiahnya makin besar.
BACA JUGA : 
Screening Criteria penentuan metode EOR

Beberapa faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu metoda EOR

Pada Kondisi reservoir :
  • Kedalaman
  • Kemiringan
  • Tingkat homogenitas
  • Sifat - sifat petrofisik
  • Mekanisme pendorong

Pada kondisi Fluida reservoir:
  • Remaining reserve
  • Saturasi minyak sisa
  • Viskositas minyak

Kedalaman

Kedalaman reservoir merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu EOR dari segi teknik dan ekonomi.Dari segi teknik, jika kedalaman kecil, tekanan injeksi yang dapat dikenakan terhadap reservoir juga kecil, karena tekanan dibatasi oleh tekanan rekah. Dari segi ekonomi, jika kedalaman kecil, maka biaya pemboran sumur baru akan kecil, demikian pula jika dilakukan injeksi gas, biaya kompresor akan cukup kecil.

Kemiringan

Faktor kemiringan mempunyai arti yang penting jika perbedaan rapat massa antara fluida pendesak dan fluida yang didesak cukup besar, misalnya pada injeksi gas. Jika kecepatan pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan tidak terlalu besar. Dalam hal kecepatan pendesakan tidak terlalu besar, jika fluida pendesaknya air, ia cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah; jika fluida pendesaknya gas, ia cenderung untuk menyusul di bagian atas.

Tingkat Homogenitas Reservoir

Homogenitas suatu reservoir ditentukan oleh :
  •  keseragaman ukuran pori
  • keseragaman stratigrafi/jenis batuan
  • kontinuitas yang dipengaruhi struktur (mis. patahan) atau stratigrafi; hal ini dapat diuji dengan uji interferensi tekanan
  • ada atau tidaknya "skin effect" dan berapa besar pengaruhnya terhadap injectivity; hal ini dapat diuji dengan uji tekanan sumur injeksi
  • Ketidak seragaman sifat-sifat batuan yang menyebabkan perubahan permeabilitas akan mengurangi efisiensi penyapuan injeksi.

Sifat-sifat Petrofisik

Besaran-besaran petrofisik yang mempengaruhi keberhasilan suatu metoda EOR ialah :
  • porositas (*)
  • permeabilitas (K)
  • permeabilitas relatif sebagai fungsi saturasi (Krw dan Kro)
  • tekanan kapiler (Pc)
  • kebasahan batuan (*)

Porositas yang semakin besar akan menghasilkan cadangan sisa yang semakin besar pula; hal ini membuat prospek EOR lebih baik.

Permeabilitas yang besar biasanya lebih menguntungkan bagi diterapkannya suatu metoda EOR; tetapi jika harga permeabilitas di atas suatu batas ambang tertentu, mungkin penerapan metoda EOR tidak ekonomis lagi karena sebagian besar minyak sudah diproduksikan pada produksi alamiah sebelumnya.

Tekanan kapiler dan kebasahan batuan mempengaruhi besarnya saturasi minyak tersisa di reservoir.

Mekanisme Pendorong

Peranan mekanisme pendorong dapat penting sekali, misalnya jika suatu reservoir mempunyai pendorong air yang sangat kuat (strong water-drive), maka penerapan injeksi air atau injeksi kimiawi tidak memberikan dampak yang berarti.

Cadangan Minyak Tersisa

Cadangan minyak tersisa suatu reservoir mempunyai hubungan langsung dengan nilai ekonomi penerapan suatu metoda EOR padanya. Makin besar cadangan tersisa, makin besar kemungkinan bahwa suatu proyek EOR untung.

Saturasi Minyak Tersisa

Besarnya saturasi minyak tersisa menentukan mudah atau sukarnya pendesakan atau pengurasan yang dilakukan oleh fluida injeksi nantinya. Makin kecil harga saturasi minyak tersisa, makin kecil kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dari EOR; hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, pengurasan minyaknya memerlukan metoda yang mahal dan kedua, jumlah minyak yang harus menanggung biaya pengurasan makin kecil.

Viskositas Minyak

Viskositas minyak merupakan unsur penting dalam memilih metoda EOR yang cocok dan juga dalam penentuan keberhasilan metoda tersebut. Dalam hal pendesakan tak tercampur, besaran yang menentukan efektivitas penyapuannya ialah perbandingan mobilitas fluida pendesak (Kd/ *d) dengan minyak yang didesak (Ko/ *o). Semakin kecil perbandingan mobilitas, semakin baik efisiensi penyapuannya. Hal ini terjadi jika viskositas minyak semakin kecil.

Demikianlah tulisan kali ini tentang faktor utama yang mempengaruhi efektivitas dari EOR untuk memaksimalkan perolehan minyak. Semoga beramnfaat untuk pembaca dan penulis. Terima kash

Salam

Penggunaan Packer (Seal)

Packer dalam industri perminyakan & gas bumi berarti bahan / materi / alat yang di set untuk menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara tubing dengan casing, drill pipe dengan casing atau dalam open hole sebagai pengisolasi area formasi tertentu.

Alasan Utama Penggunaan Packer

  1. Proteksi casing, Packer mengisolasi dan melindungi casing dari fluida sumur yang korosif dan tekanan tinggi.
  2. Safety, Packer membatasi area tekanan yang bekerja (well control), dari tekanan pada area diameter casing menjadi tekanan hanya pada sekitar diameter tubing.
  3. Konservasi energi, Packer mengalirkan seluruh fluida reservoar melalui tubing, dimana gas dan minyak menyatu sehingga menyebabkan daya angkat (memanfaatkan tekanan gas) dalam kecepatan yang tinggi, packer juga dapat membatasi zona- zona produksi sehingga dapat mencegah kehilangan / kerusakan reservoar sumber fluida tersebut
  4. Kondisi operasional, Terkait dengan alasan operasional penggunaan packer antara lain : alasan produksi (gas lift / hyd pump) dimana dibutuhkan volume annular tertentu yang terbentuk oleh packer, tubing dan casing, alasan cementing, acidizing dsb... (WO & WS)
BACA JUGA: 

Jenis & Karateristik Packer

Menurut konsep, fisik dan konstruksi packer

a. Cup Type Packer 

Merupakan bentuk paling standard dari packer, dimana seal berbentuk cup yang bsa menahan tekanan dari 1 arah atau 2 arah secara bersamaan



b. Tension Packer (slip/jay - slot combination) 

packer yang diset degnan tension, tubing ditarik dengan besaran over pull tertentu yang akan menyebabkan rubber packing mengembang/pack off terhadap casing



c. Solid - head compression packer 

packer yang diset dengan kompresi, tubing ditekan dengan besaran tertentu yang akan menyebabkan rubber packing mengembang/pack off terhadap casing.



d. Isolation Packer

Packer yang diset dengan tujuan isolasi yang ditunjukan dengan adanya pipa/ tubing anchor yang menerus kebawah packer untuk kemudian dikoneksikan dengan packer yang lain.



e. Control Head Compression Packer

packer yang menggunakan valve pada control head compression yang bertujuan untuk menanggulangi masalah - masalah pressure dan memungkinkannya tubing dicabut tanpa harus release packer.



f. Treating compression packer

packer yang diset dengan fitur tertentu dimana ada tipe ini terdapat kemampuan untuk menahan pressure dari bawah tanpa bergantung pada berat tubing.



g. mechanically set dual slip packer

packer yang diset ketika berat tubing tidak mencukupi untuk set packer akibar titik set packer yang lebih tinggi serhingga tidak ada tubing di bawah packer, dimana dilengkapi slip diatas dan dibawah packer yang memungkinkan menahan pressure dari dua arah.



h. Hydraulic packer by tubing pressure

Packer yang diset dengan memanfaatkan tekanan dari dalam tubing dengan dibantu plug/ bila sehingga tekanan akan melalui setting port kemudian menekan piston



i. retrivable, permanent packer / drillable

packer yang dilengkapi dengan dua slip atas bawah yang bisa dilakukan pengesetan secara mekanik, hidrolik bahkan wire line. biasanya pada bagian atas terdapat check valve untuk menahan pressure dari bawah dan bisa diset dengan stinger pipe/tubing


Tahap Perforasi

Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur disebut dengan perforasi. Alat untuk melakukan perforasi disebut dengan perforator. Perforator dibedakan atas dua tipe yakni Bullet/Gun perforator dan Shape charge/Jet perforator.
Gambaran proses perforasi, via Halliburton.com

a. Bullet / Gun perforator

Komponen utama dari bullet perforator meliputi fluida seal disk, gun barrel, gun body, bullet, thread sell, shear disk, powder centrifuge, contact-pin assembly, back contact spring, dan electrick wire.

Fluida seal disk berfungsi menahan masuknya fluida sumur ke dalam alat dimana dapat melemahkan kekuatan membakar powder. Gun body terdiri dari silinder besi panjang yang dilengkapi dengan suatu alat kontrol untuk penembakan dimana barrel disekrupkan dan juga untuk menempatkan sumbu (igniter) dan propelant dengan shear disk didasarnya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai tekanan maksimum tercapai karena terbakarnya powder. Sedangkan Electric Wire merupakan kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan pembakaran powder charge.

Prinsip kerja bullet perforator adalah susunan gun yang sudah ditempatkan dengan interval tertentu diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun dikontrol dari permukaan melalui wireline untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara sendiri maupun serentak. Karena arus listrik melalui wireline timbul pembakaran pada propelant dalam centrifuge-tube sehingga terjadi ledakan yang melontarkan bullet dengan kecepatan tinggi.

b. Jet Perforator

Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya powder yang melepas bullet tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu arus yang berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen, dan formasi.


Kondisi Kerja Perforasi


1. Conventional Overbalance

Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan tekanan formasi (Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur lainnya. Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada :
  1. Komplesi multizona.
  2. Komplesi gravel-pack (cased-hole).
  3. Komplesi dengan menggunakan liner.
  4. Komplesi pada casing intermidiate.

Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah :
  1. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-mineral batuan formasi.
  2. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
  3. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.
  4. Clean-up sukar dilakukan.
BACA JUGA :

2. Underbalance

Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan umumnya lebih baik dibandingkan overbalance, karena :
  1. Dengan Ph < Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur, sehingga hancuran hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.
  2. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara lumpur dengan mineral batuan.
  3. Clean-up lebih cepat dan efektif.


Teknik/Cara Perforasi


Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik perforasi, yaitu dengan wireline (wireline conveyed perforation) dan dengan tubing (tubing conveyed perforation).

1. Wireline Conveyed Perforation

Pada sistem ini gun diturunkan ke dalam sumur dengan menggunakan wireline (kawat listrik).
Wireline conveyed perforation. Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.

Wireline conveyed tubing gun. Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur melalui X-mastree dan tubing string, setelah tubing dan packer terpasang diatas interval perforasi. Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk operasi ini, umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubricator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit.

2. Tubing Conveyed Perforator (TCP).

Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail-pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah pemasangan X-mastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan menjatuhkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head yang ditempatkan di bagian atas perforator. Perforasi ini dapat dilakukan baik pada kondisi overbalance maupun underbalance dan setelah perforasi dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuhkan ke dasar sumur (rathole).


3. Tahap Penimbaan (Swabbing)

Swabbing adalah pengisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat mengalir masuk kedalam sumur dan kemudian diproduksikan ke permukaan. Ada 2 sistem pengisapan fluida yang berbeda pada sumur sebelum diproduksikan, yaitu :

1. Penurunan densitas cairan.

Dengan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari fluida yang berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan hidrostatik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi aliran dari formasi menuju sumur produksi selanjutnya ke permukaan.

2. Penurunan kolom cairan.

Seperti halnya penurunan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan hidrostatik fluida dalam sumur agar lebih kecil dari tekanan formasi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengisapan dan timba.
Macam-macam swab-cup, via OilfieldSupply.com


Pengisapan, dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter persis sama dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menari swab-cup keatas, maka tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge dari bawah yang akan mengakibatkan aliran.

Timba, mekanisme dengan cara ini adalah timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada saat timba diturunkan, katup pada ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut akan menutup. Dengan cara ini, maka suatu saat tekanan formasiakan melebihi tekanan hidrostatik kolom lumpur.