Showing posts with label Kampus. Show all posts
Showing posts with label Kampus. Show all posts

Well Completion

Well completion adalah persiapan atau penyempurnaan sumur untuk diproduksikan. setelah pemboran telah mencapai formasi yang merupakan terget terakhir dan pemboran telah selesai, maka sumur perlu dipersiapkan untuk diproduksikan. Pada well completion, dilakukan pemasangan alat-alat dan perforasi apabila diperlukan dalam usahanya untuk mengalirkan hidrokarbon ke permukaan. Tujuannya adalah untuk menyerap hidrokarbon secara optimal. Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu :
  1. Tahap pemasangan dan penyemenan pipa selubung produksi (production casing)
  2. Tahap perforasi dan/atau pemasangan pipa liner.
  3. Tahap penimbaan (swabbing) sumur.

1. Jenis-jenis Well Completion

Well completion berdasarkan fungsi dan tujuannya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu formation completion, tubing completion dan well head completion.

1.1. Formation Completion

Metode formation (down hole) completion dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu open hole completion, perfarated casing completion dan sand exclusion types.

1.1.1. Open Hole Completion

Metode ini merupakan metode yang sederhana dimana casing dipasang hanya sampai puncak formasi produktif sehingga formasi produktif tidak tertutup secara mekanis. Dengan demikian aliran fluida reservoir dapat langsung masuk ke dalam sumur tanpa halangan. Metode ini hanya cocok digunakan pada formasi yang kompak atau tidak mudah runtuh. Bila laju produksi besar maka produksi dilakukan melalui casing sedangkan untuk laju produksi kecil produksi dilakukan melalui tubing.

Penggunaan metode open hole completion memiliki beberapa keuntungan diantaranya adalah Fluida mengalir ke lubang sumur dengan diameter penuh dan tanpa hambatan, sehingga dengan cara ini umumnya dapat diperoleh laju produksi yang lebih besar dibandingkan dengan cara lain. Memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan formasi (formation damage). Interpretasi log yang dilakukan memberikan hasil yang cukup baik, dan mudah ditambah kedalaman bila diperlukan serta mudah ditambah secara liner atau perforated completion.

Sedangkan kerugiannya adalah sukar dilakukan pengontrolan terdapat produksi air atau gas, dan sukar melakukan stimulasi pada interval produksi bila diperlukan suatu selective stimulation. Harus sering dibersihkan pada interval formasi produktifnya, terutama bila formasinya kurang kompak, serta pemasangan casing dilakukan dengan coba-coba sebelum pemboran terhadap formasi produktif.

1.1.2. Perforated Casing Completion

Dalam metode ini casing produksi dipasang sampai dasar formasi produktif dan disemen. Selanjutnya lubang diperforasi pada interval-interval yang diinginkan. Dengan adanya casing maka formasi yang mudah gugur dapat ditahan. Perforated casing completion umumnya digunakan pada formasi-formasi dengan faktor sementasi (m) sebesar 1,4.


Adapun keuntungan dalam penggunaan metode ini adalah dapat mengontrol air dan gas berlebihan, stimulasi dan treatment dapat dilakukan lebih selektif. Kemudian akan mudah untuk menambah kedalaman jika diperlukan. Casing produksi yang dipasang hingga dasar formasi akan menghalangi masuknya pasir, komplesi tambahan dapat dilakukan sesuai dengan teknik pengontrolan pasir yang dikehendaki, serta dapat disesuaikan dengan semua konfigurasi multiple completion. Sedangkan kerugiannya adalah memerlukan biaya perforasi yang besar, interpretasi log kritis, dan kemungkinan terjadinya kerusakan formasi lebih besar.

Open dan Cased Hole Completion, via DrillingFormulas.com

1.1.3. Sand Exclusion Type Completion

Metode ini digunakan untuk mencegah terproduksinya pasir dari formasi produktif yang kurang kompak. Metode yang umum digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran adalah liner completion, gravel pack completion dan sand consolidation.

Metode pertama adalah Liner Completion biasa digunakan untuk formasi produktif dengan faktor sementasi antara 1,4 sampai 1,7. Liner completion dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan cara pemasangannya, yaitu screen liner completion dan perforated liner completion.

Pada metode Screen Liner Completion, casing dipasang sampai puncak dari lapisan atau zona produktif. Kemudian liner dipasang pada formasi produktif sehingga pasir yang ikut aliran produksi tertahan oleh screen tersebut.. Dalam screen liner completion, dijumpai beberapa macam jenis screen liner yang dapat digunakan, yaitu slotted screen liner, wire wrapped screen liner dan prepack screen liner.

Sedangkan dalam metode Perforated Liner Completion, casing dipasang di atas zona produktif, kemudian zona produktif dibor dan dipasang casing liner dan disemen. Selanjutnya liner diperforasi untuk produksi.

Metode kedua adalah metode Gravel Pack Completion. Metode ini dilakukan bila screen liner masih tidak mampu menahan terproduksinya pasir. Caranya adalah dengan menginjeksikan sejumlah gravel dan fomasi produktif disekeliling casingnya hingga fluida akan tertahan oleh pasir yang membentuk barrier di belakang gravel dan gravel ditahan oleh screen. Dari keadaan lubang sumur ketika gravel pack ini dipasangkan, pemasangannya dibagi menjadi eksternal dan internal.

Gravel Pack, via petrowiki.org

External gravel pack, adalah jenis gravel pack yang diterapkan pada kondisi open hole. Open hole (external) gravel pack akan sesuai untuk diterapkan pada sumur yang indeks produktivitasnya tidak mengalami penurunan yang besar selama produksi.

Internal gravel pack, adalah jenis gravel pack yang diterapkan pada kondisi lubang bor dalam keadaan tercasing dan terperforasi. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam cased hole gravel pack ini adalah dilakukan pembersihan lubang perforasi dengan menggunakan fluida komplesi sebelum gravel dimasukkan ke dalam lubang sumur atau formasi, hal ini dapat mencegah terjadinya sumbatan pada alur maupun lubang perforasi. Metode cased hole (internal) gravel pack dapat diterapkan pada dua situasi :

Formasi dengan internal produksi yang panjang, dimana penempatan pasir (sand) consolidation tidak dapat diterapkan.

Formasi yang berlapis-lapis, dimana produksi diharapkan dapat dilakukan melalui satu rangkaian pipa produksi.

Metode terakhir dari tipe komplesi Sand Exclusion adalah Sand Consolidation, dimana masalah kepasiran juga terjadi di dalam komplesi formasi yang secara alamiah tidak terkonsolidasi. Dalam hal ini para ahli mencoba untuk meningkatkan pengontrolan pasir dengan melakukan konsolidasi batuan. Cara ini dikenal dengan sand consolidation. Metode ini umumnya dilakukan pada lapisan tipis berbutir relatif besar, permeabilitas seragam (uniform) dan clean sand. Prinsip dari metode ini adalah menginjeksikan bahan kimia ke dalam lapisan pasir sehingga butiran pasir yang terlepas menjadi tersemen. Bahan kimia yang umum digunakan adalah epoxy resin, furun dan phenol formaldehyde.

1.2. Tubing Completion

Penentuan jenis tubing completion terutama didasarkan atas jumlah tubing yang akan digunakan dimana hal ini erat hubungannya dengan jumlah atau zone produktif yang dimiliki serta produktivitas formasinya. Tubing completion dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang didasarkan jumlah production string (pipa produksi) yang digunakan dalam satu sumur. Jenis-jenis tersebut adalah : single completion, comingle completion, multiple completion.

1.2.1. Single Completion

Merupakan metode produksi yang hanya menggunakan satu pipa produksi dimana sumurnya hanya memiliki satu zone produktif. Berdasarkan kondisi reservoir dan lapisan batuan produktifnya, single completion dibedakan menjadi dua jenis, yaitu open hole dan perforated completion. Open Hole Completion merupakan cara komplesi yang dilakukan bila formasinya cukup kompak. Sedangkan Perforated Completion, yaitu cara komplesi yang dilakukan bila formasinya kurang kompak dan bila diselingi lapisan-palisan tipis dari air atau gas.

1.2.2. Commingle Completion

Metode jenis ini dilakukan pada sumur yang mempunyai reservoir berlapis atau memilki lebih dari satu zone lapisan produktif. Metode ini dapat diterapkan dengan syarat tidak menimbulkan interflow antara lapisan produktif. Macam-macam commingle completion dapat digolongkan pada beberapa jenis sebagai berikut :

Single tubing dengan single packer, merupakan cara produksi yang dipakai untuk sumur yang mempunyai dua lapisan produktif, dimana dua lapisan produktif tersebut dibatasi oleh packer. Fluida produksi dari lapisan bawah diproduksikan melalui tubing, sedangkan untuk lapisan di atasnya diproduksikan melalui annulus antara tubing dan casing. Jenis komplesi ini diterapkan untuk sumur yang produktivitasnya rendah. Keuntungan metode ini terutama adalah biaya ringan karena hanya menggunakan satu tubing. Sedangkan kerugiannya hanya lapisan bawah yang dapat dilakukan pengangkatan buatan bila nanti diperlukan, production casing tidak terlindungi dari tekanan sumur dan fluida korosif, endapan-endapan solid dari lapisan di atasnya dapat merusak tubing string, dan diperlukan untuk mematikan lapisan bawah bila akan dilakukan work over (kerja ulang) pada lapisan tersebut.

Single Tubing dengan Dual Packer dan Tubing. Pada komplesi ini diinginkan untuk memproduksikan fluida formasi bagian atas melalui dalam tubing dengan bantuan croos over atau dengan regulator flow choke. Sedangkan untuk fluida formasi dari bawah diproduksikan malalui tubing itu juga, dan kemudian melalui annulus tubing dan casing. Komplesi jenis ini akan lebih murah jika dibandingkan dengan multiple completion tapi cukup menimbulkan kesulitan bila terjadi gangguan pada salah satu lapisan produktifnya harus mematikan lapisan yang lain untuk melakukan kerja ulang. Dalam hal perencanaan pamakaian tubing juga mendasarkan pada cara single completion, hanya perlu dipertimbangkan produktivitas lapisan secara keseluruhan untuk mendapatkan kapasitas tubing yang sesuai. Komplesi ini dapat dipasang pada packer dibagian bawah untuk memisahkan aliaran fluida masing-masing lapisan.

1.2.3. Multiple Completion

Multiple completion merupakan metode komplesi yang digunakan untuk sumur yang mempunyai lapisan lebih dari satu zone produktif. Dimana setiap lapisan produktif tersebut diproduksikan sendiri-sendiri secara terpisah sesuai dengan produktivitas masing-masing. Metode komplesi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

Two Packer-two Tubing Strings “paralel” Dual Completion, Metode komplesi jenis ini, fluida dialirkan melalui dua tubing yang terpisahkan oleh dua packer. Dengan demikian masalah kepasiran dan artificial lift dapat diselesaikan dengan baik, akan tetapi biaya komplesinya menjadi mahal, dikarenakan setiap lapisan mempunyai komplesi sendiri-sendiri.

Dual Well with Two Alternated Completion, Metode ini didasarkan letak kedua lapisan produktif yang akan diplilh untuk diselesaikan, maka dapat diproduksikan melalui rangkaian tubing yang panjang atau yang pendek.

Triple Completion-Three Zones, Two Paker or Three Packer and Twoor Three Tubing Strings, Komplesi jenis ini diselesaikan dengan dua atau tiga tubing dan dua atau tiga packer. Dengan cara ini dapat menghasilkan total produksi harian yang tinggi tiap lubang sumur dan pada umumnya dapat memperbaiki ongkos yang telah dikeluarkan. Tetapi komplesi ini sulit untuk dipasang dan mudah dikenai problem komunikasi antar lapisan.

Multiple Packer Completion, Jenis komplesi ini memisahkan aliran fluida dari masing-masing zona yang dilakukan dengan memakai packer. Kelemahan metode ini adalah artificial lift sulit diterapkan dan workover tidak mudah dilakukan.

Multiple Tubingless Completion, Sistem komplesi ini tidak memakai production tubing, tetapi menggunakan casing berukuran kecil, biasanya berukuran 27/8”. Metode ini sesuai untuk sumur-sumur yang mempunyai masa produksi relatif panjang, adanya masalah fracturing, acidizing, sand control dan masalah lain yang memerlukan stimulasi atau treatment. Untuk sumur yang menghasilkan fluida bersifat korosif, cara ini tidak cocok karena casing produksi disemen secara permanen.
Multiple Zone Completion, via DrillingFormulas.com


1.3. Wellhead Completion

Wellhead atau kepala sumur adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan peralatan yang terpaut pada bagian atas dari rangkaian pipa didalam suatu sumur untuk menahan dan menopang rangkaian pipa, menyekat daripada masing-masing casing dan tubing serta untuk mengontrol produksi sumur. Komponen-komponen utama dari wellhead terdiri dari casing head, tubing head dan christmas tree.

 BACA JUGA : 

1.3.1. Casing Head

Casing head disebut juga sebagai landing base, digunakan untuk menahan casing berikutnya yang lebih kecil, memberikan suatu hubungan dengan annulus dan sebagai landasan dari BOP. Casing head dapat dibagi menjadi dua, yaitu lower casing head dan intermediate casing head.
Casing Head, via FMCTechnologies.com

Lower casing head, merupakan casing head paling bawah yang berpaut dengan bagian atas surface casing serta menyekat annulus antara rangkaian casing.

Intermediate Casing Head, disebut juga sebagai casing head spool, yang berfungsi untuk menahan casing berikutnya yang lebih kecil dan memberikan suatu hubungan dengan annulus antara kedua casing.

1.3.2. Tubing Head

Tubing head ditempatkan diatas casing head dan berfungsi untuk menggantungkan tubing string dan memberikan suatu pack off antara tubing string dan production string. Disamping itu juga memberikan hubungan annulus casing dan tubing melalui outlet samping. Pemilihan tubing head untuk single completion maupun untuk multiple completion didasarkan pada perencanaan mangkuk tubingnya (tempat menggantungnya tubing hanger). Fungsi utama dari tubing head adalah :
  1. Sebagai penyokong (support) rangkaian tubing.
  2. Menutup ruang antara casing dan tubing.
  3. Cairan dan gas dapat dikontrol dengan adanya connection diatas permukaan

Tubinh Head, via www.diytrade.com

Adapun bagian-bagian dari peralatan tubing head adalah sebagai berikut :
  1. Top flange, disini dilengkapi dengan locksrew yang berfungsi untuk menahan tubing hanger pada tempatnya dan memberikan tekanan pada tubing hanger seal dan seal annulus.
  2. Tubing hanger, fungsinya untuk menggantung tubing dan memberikan penyekat antara tubing dengan tubing head.
  3. Outlet, merupakan saluran keluar yang jumlahnya bisa satu atau dua buah.
  4. Lower flange, merupakan tempat untuk memasang bit guide dan secondary seal.

1.3.3. Christmas-tree

Christmas-tree atau X-mas tree merupakan suatu susunan dari katup-katup (valve) dan fitting yang ditempatkan di atas tubing head untuk mengatur sarta mengalirkan fluida dari sumur. Chistmas-tree dibuat dari baja berkualitas tinggi, sehingga di samping mampu menahan tekanan tinggi, juga mampu menahan aliran air formasi yang bersifat korosif yang mengalir bersama-sama minyak atau dapat menahan pengikisan yang disebabkan oleh pasir yang terbawa oleh aliran fluida formasi. Komponen-komponen yang terdapat di christmas-tree adalah :

  • Mastre gate, berfungsi untuk menutup sumur bila diperlukan dan untuk sumur tekanan tinggi, biasanya dipasang dua buah.
  • Wing valve, digunakan untuk membuka dan menutup dari aliran bercabang.
  • Manometer, berfungsi untuk mengukur tekanan casing (Pc) dan tekanan tubing (Pt)
  • Choke, berfungsi untuk menahan sebagian aliran fluida sehingga produksi fluida formasi diatur menurut kebutuhan

X-mass tree, via SAPWELLSGLOBAL.com



Choke
Choke atau beam (jepitan) digunakan pada sumur-sumur sembur alam (natural flow atau flowing well) dan pada sumur gas lift, yaitu pada inlet gas injeksinya. Fungsinya untuk mengontrol atau mengatur produksi minyak dan gas dari sumur tersebut. Choke ini terbuat dari besi baja berkualitas tinggi supaya dapat menahan kikisan pasir serta fluida yang korosif. Ada dua macam choke yang terkenal dalam industri minyak dan gasbumi, yaitu positive choke dan adjustable choke.

Positive choke terbuat dari besi baja pejal, dimana pada bagian dalamnya terdapat lubang dengan ukuran tertentu (orifice), dimana minyak atau gas dapat mengalir didalamnya. Karena aliran fluida melalui choke ini, maka akan terjadi penurunan tekanan yang besarnya tergantung pada besarnya diameter orifice dari choke tersebut. Positive choke ini hanya mempunyai satu ukuran orifice untuk setiap choke (fixed orifice).

Adjustable Choke, untuk mencegah penutupan sumur sewaktu mengganti ukuran choke atau perubahan laju produksi, maka lebih praktis memakai adjustable choke, yaitu dengan memutar handweel yang akan menaik-turunkan stem tip menjauhi/medekati removable seat, dimana ini berarti memperbesar/memperkecil ukuran orifice. Di sini fluida harus mengalir mengelilingi stem tip terlebih dahulu, sehingga aliran akan lebih bersifat turbulen, sehingga ini akan memperbesar kemungkinan terjadinya sumbatan (plug) pada orifice oleh pasir atau padatan-padatan lainnya. Karena sifat dan konstruksinya ini, maka jenis choke ini sangat sesuai pemakaiannya bila kita harus sering mengubah-ubah laju produksi.

Seringkali, positive dan adjustable choke mempunyai choke body yang sama, sehingga choke dapat diganti dari adjustable ke positive atau sebaliknya, tanpa melepas choke body dari X-mas tree.

LIHAT HANDBOOK PENTING WELL COMPLETION

Salam

Separator Berdasarkan Bentuk Dan Pemisahannya

www.pacificproeng.com

Jenis-jenis separator pada setiap pabrik maupun kilang memiliki bentuk dan cara pemisahan yang berbeda-beda. Sehingga, kali ini penulis akan mengulas salah satu peralatan di kilang minyak ini. Tentu anda pernah mendengar nama alat tersebut, namun sebagian dari anda mungkin belum tahu mengenai fungsinya, dan bagaimana cara kerjanya. Di bawah ini adalah penjelasan mengenai fungsi separator dan cara kerjanya.

Artikel pengetahuan tentang jenis-jenis separator dan metode-metode pemisahannya

Penggolongan Separator Berdasarkan Bentuk dan Cara Kerjanya

Separator adalah suatu alat berbentuk tabung dan memiliki tekanan yang berfungsi untuk memisahkan dua jenis zat (air dan minyak) atau tiga jenis zat (air, minyak dan gas) yang memiliki densitas yang berbeda. Dalam penggunaannya, separator umumnya digunakan untuk memisahkan minyak dan air sebelum dibuang ke lingkungan sekitar, tujuannya supaya tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Selain itu, penggunaan separator pada pabrik terutama kilang bertujuan menghasilkan liquid atau fraksi tertentu, contohnya saja untuk menghilangkan air yang terlarut pada minyak mentah.

Metode pemisahan masing-masing jenis separator sebenarnya berbeda-beda, adapun masing-masing metode pemisahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  • Metode penurunan tekanan.
  • Metode turbulensi aliran atau perubahan arah aliran.
  • Metode grafiti sentrik.
  • Metode pemisahan dengan cara pemecahan fluida.

3 Jenis Separator Berdasarkan Bentuknya

Dalam setiap industri, separator digolongkan dalam 3 jenis sesuai dengan bentuk, posisi dan jenis fluida yang dipisahkan. Walaupun separator memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memisahkan substansi dari dalam suatu larutan, tetapi terdapat hal-hal lain yang membuatnya digolongkan dalam berbagai jenis, terutama dari segi bentuk fisiknya. Berikut ini adalah 3 jenis separator yang banyak digunakan, yaitu:

1. Separator Vertikal (Tegak)

Jenis dari separator ini biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang memiliki GLR (Gas Oil Ratio) rendah dengan kandungan padatan yang tinggi. Separator jenis ini mudah untuk dibersihkan serta memiliki kapasitas penampungan cairan yang besar.

Kelebihan dan kekurangan: Kelebihan separator vertikal yaitu pengontrolan cairan yang terbilang sangat mudah dan dapat menampung pasir dengan jumlah besar, mudah untuk dibersihkan dan kecil kemungkinan akan adanya penguapan cairan. Sedangkan kekuranganya yakni, memiliki harga yang mahal, susah dalam proses pengiriman, membutuhkan diameter yang lebih besar untuk jenis gas tertentu.

2. Separator Datar (Horizontal Separator)

Jenis separator ini sangat efektif untuk memisahkan fluida yang memiliki GLR tinggi serta mengandung busa. Separator horisontal sendiri masih digolongkan dalam dua jenis, yaitu type single tube horizontal separator dan double tube horizontal separator.

Kelebihan dan kekurangan: kelebihan dari separator horisontal yaitu lebih murah jika dibandingkan dengan separator vertikal, lebih mudah ditransoptasikan, cocok untuk cairan berbusa (foaming), lebih efisien untuk mengolah gas. Sedangkan kekurangannya ialah memiliki sistem control valve (katup) yang lebih rumit, susah untu dibersihkan (dari larutan lumpur, parafin dan pasir), memiliki ukuran kecil sehingga hanya dapat digunakan untuk pemisahan dengan volume yang kecil.

3. Separator Bulat (Spherical Separator)

Jenis separator ini memiliki kapasitas gas dan pemisahan yang terbatas, sehingga umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang memiliki GLR kecil hingga sedang. Bentuknya yang bulat membuatnya dapat beroperasi pada tekanan tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan: Kelebihan dari separator bulat ialah memiliki harga yang paling murah jika dibandingkan dari jenis-jenis separator lainnya, serta lebih mudah untuk dibersihkan. Sementara kekurangannya yaitu memiliki sistem pengontrolan cairan yang rumit, memiliki ruang pemisah dan kapasitas surge yang lebih kecil.

5 Jenis Separator Berdasarkan Pengaplikasaiannya

Selain berdasarkan bentuk, separator juga masih digolongkan dalam berbagai jenis berdasarkan pengaplikasiannya. perbedaanya berdasarkan jumlah tekanan yang digunakan serta jenis fluida gas maupun cair yang dipisahkan. Sebagai contoh, jenis separator yang digunakan pada pabrik oksigen tentu berbeda dengan separator yang digunakan pada kilang minyak. Tentu anda sudah tahu alasannya.

Terdapat lima jenis separator pada bagian ini, yaitu:

- Gas Scrubber

Alat ini dirancang khusus untuk memisahkan butir-butiran cairan yang masih terikat oleh gas dan terikut pada proses pemisahan pertama. Umumnya alat ini dipasang setelah separator dan sebelum dehdrator, extraction plant atau kompresor agar mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut.

- Knock Out

Jenis alat ini dapat dibedakan dalam dua type, yaitu free water knock out (FWKO) yang digunakan untuk memisahkan air bebas dan hidrokarbon cair, sedangkan jenis kedua yaitu total liquid knock out (TLKO). Fungsi utama dari separator jenis ini ialah menghilangkan kandungan air pada gas maupun hidrokarbon. Kondisi operasi yang digunakan saat proses pemisaan yakni dalam keadaan bertekanan.

- Flash Chamber

Tipe ini digunakan untuk proses pemisahan secara kilat (cepat), dan digunakan sebagai separator tahap lanjut yang dirancang untuk beroperasi pada tekanan rendah.

- Expansion Vessel

Jenis ini digunakan untuk pemisahan bertemperatur rendah dan digunakan untuk menampung gas hidrat yang telah terbentuk pada proses pendinginan, alat ini memiliki tekanan kerja antara 100-130 psi.

- Chemical Electric

Alat ini merupakan jenis separator tingkat lanjut yang digunakan untuk memisahkan kandungan air dari fraksi hasil separasi pada tahap sebelumnya. Proses pemisahanan pada alat ini dilakukan secara elektrik (menggunakan prinsip anoda katoda) sehingga lebih mempermudah tahap pemisahan.

Fasa Pemisahan

Proses pemisahan liquid dilakukan sesuai dengan densitas zat tersebut, misalnya saja campuran antara air dan minyak, maka yang akan berada pada bagian bawah adalah air sedangkan minyak akan berada pada bagian atas. Fasa pemisahan dari separator terdiri dari dua fasa dan tiga fasa, berikut penjelasannya masing-masing:

Separator Dua fasa

Separator dua fasa digunakan untuk pemisahan dua jenis substansi dalam satu larutan, misalnya pemisahan antara minyak dengan air, atau gas dengan air. Sebagai contoh, pada proses distilasi minyak mentah akan dihasilkan fraksi gas, kemungkinan besar fraksi gas tersebut masih mengandung uap air. Untuk menghilangkan kandungan air pada gas tersebut maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan separator dua fasa, dimana air akan berada pada bagian dasar sedangkan gas akan berada pada bagian atas, sehingga pada tahap akhir akan diperoleh gas yang minim kandungan airnya.

Separator Tiga Fasa

Separator tiga fasa digunakan untuk memisahkan 3 jenis substansi (air, gas dan minyak) pada satu larutan. Sebagai gambaran, kegiatan produksi pada sumur minyak menghasilkan larutan yang mengandung tiga jenis substansi yaitu air, minyak mentah dan gas. Untuk menghilangkan kandungan air tersebut, maka dilakukan pemisahan dengan menggunakan separator tiga fasa. Pada proses pemisahanannya, substansi air akan berada pada bagian bawah karena densitasnya paling tinggi, sementara minyak berada pada bagian tengah dan gas pada bagian atas. Karena yang dibutuhkan hanya minyak dan gas, maka air akan dikeluarkan dan kemudian dibuang, sementara gas dan minyak akan dialirkan ke tangki penampungan.

Demikianlah Jenis - Jenis Separator berdasarkan bentuk dan pemisahannya. semoga akan berguna buat rekan rekan semua. Terima kasih

Salam

Pengertian Well Integrity

Definisi dan Konsep Dasar Well Integrity

Well integrity adalah suatu metode pekerjaan evaluasi yang digunakan untuk mencegah fluida yang tidak diinginkan untuk dapat menginvasi ke dalam sumur dan terproduksi ke permukaan serta merancang agar sumur dapat terproduksi secara optimal dan mengurangi resiko terjadinya permasalahan yang bersifat merugikan dari awal sumur direncanakan hingga sumur ditutup secara permanen (abandonment). 

Untuk menjaga integritas sumur ini maka dibutuhkan komponen-komponen well barrier.

Well barrier adalah suatu konsep yang digunakan untuk mencegah kebocoran dan mengurangi resiko yang dapat terjadi pada saat dilakukan kegiatan atau pekerjaan pemboran, produksi dan intervensi sumur.

Berdasarkan NORSOK D-010 well barrier adalah satu atau beberapa elemen penting yang digunakan untuk mencegah fluida maupun gas untuk mengalir dari satu formasi ke formasi lainnya dan juga ke permukaan secara tidak disengaja.
Tujuan pokok diberlakukannya konsep well barrier diantaranya adalah :
  • Mencegah seluruh kebocoran hidrokarbon dari sumur ke lingkungan disekitar sumur selama produksi maupun operasi sumur.
  • Menutup sumur secara langsung selama keadaan darurat yang mana mengharuskan sumur untuk dimatikan untuk mencegah hidrokarbon mengalir dari dalam sumur.
Download Handbook an Introduction to Well Integrity DISINI

Beberapa well barrier mempunyai berbagai elemen yang jika dikombinasikan dapat memastikan well barrier tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan optimal.

Keadaan dimana well barrier berfungsi dengan baik adalah sebuah tuntutan. Tuntutan dapat berlangsung secara singkat maupun berkelanjutan. Salah satu contoh dari tuntutan singkat adalah perintah dari sistem penutupan sumur darurat pada platform yang membutuhkan respon dari well barriers. Sedangkan salah satu contoh dari tuntutan berkelanjutan adalah tekanan tinggi yang berlangsung secara berkelanjutan yang mana well barrier harus sanggup menahannya.

Secara umum, ada 4 jalur utama yang dapat berpotensi terjadi kebocoran hidrokarbon dari sistem menuju lingkungan sekitar, diantaranya :
  • Melalui rangkaian tubing dibawah permukaan.
  • Melalui annulus dibawah permukaan.
  • Melalui semen yang ada di annulus.
  • Diluar dan disekitar sistem casing sumur.


Persyaratan Well Barrier

Kemampuan dari suatu Well Barrier dapat ditinjau dari beberapa faktor, diantaranya :

Fungsional
Fungsi apa yang diharapkan dari suatu barrier dalam rentan jangka waktu tertentu.

Ketersediaan
Perkiraan kemampuan suatu barrier untuk dapat menjalankan fungsinya dengan optimal dalam kondisi operasi yang ada dalam rentan jangka waktu tertentu.

Ketahanan
Kemampuan dari suatu barrier untuk menahan beban dalam suatu situasi tuntutan tertentu.

Dari standard yang telah disepakati dan dijadikan acuan, maka dapat disimpulkan yang menjadi persyaratan suatu barrier diantaranya adalah:
  • Sekurang-kurangnya 2 barrier pokok yang telah teruji dan dijadikan patokan sudah tersedia jika sewaktu-waktu digunakan untuk mencegah aliran dari sumur yang tidak diinginkan selama pemboran dan pekerjaan sumur.
  • Suatu barrier sudah harus dirancang terlebih dahulu sehingga memungkinkan untuk mengganti barrier yang hilang secara cepat.
  • Jika terjadi kegagalan barrier, tindakan segera harus dilakukan untuk mempertahankan tingkat safety pada kondisi aman sampai minimal 2 barrier pokok sudah terpasang kembali, kegiatan penggantian 2 barrier utama ini harus dijadikan prioritas utama saat terjadi kegagalan barrier.
  • Masing-masing barrier harus terdefinisi dan juga segala hal-hal yang berkaitan dengan kegagalan barrier harus terdefinisikan.
  • Posisi dan kondisi dari suatu barrier harus dapat diketahui setiap waktu.
  • Mungkinkan untuk dilakukan pengujian pada well barrier. Metode pengujian dan interval pengujian harus dipersiapkan. Sebisa mungkin barrier tersebut diuji searah dengan arah aliran.

Fungsi Well Barrier

Dalam analisa well barrier adalah sangat penting untuk mengetahui fungsi dari barrier dan hal-hal yang memungkinkan suatu barrier untuk gagal berfungsi. 

NORSOK D-010 membedakan jenis well barrier menjadi 2 yaitu primary well barrier dan secondary well barrier. 

Primary well barrier adalah barrier yang paling dekat jaraknya dengan hidrokarbon bertekanan. Jika primary well barrier bekerja dengan baik maka hidrokarbon bertekanan tersebut dapat tertampung. Sedangkan bila primary well barrier gagal bekerja yang mana umumnya disebabkan oleh kebocoran atau katup yang gagal menutup, secondary barrier akan mencegah aliran hidrokarbon bertekanan tersebut untuk keluar dari sumur. Jika secondary well barrier pun gagal, dimungkinkan ada tertiary barrier yang akan menghentikan aliran dari hidrokarbon. Sebagai contoh pada operasi mematikan sumur, tekanan hidrostatis berperan sebagai primary barrier, sedangkan pada peralatan di permukaan Blow Out Preventer (BOP) berperan sebagai secondary barrier bersamaan dengan casing yang telah disemen.

Well Integrity adalah, Well Integrity,

Elemen barrier yang melliputi kelistrikan, peralatan elektronik, dan atau teknologi program komputer biasa disebut sebagai fungsi instrumentasi-keselamatan. Contoh dari fungsi instrumentasi-keselamatan adalah Down Hole Safety Valve, yang mana hanya dapat diaktifkan melalui sinyal dari sensor atau tombol secara manual. Fungsi ini dipenuhi oleh suatu sistem instrumentasi-keamanan melalui tiga komponen subsistem utama:
  • Elemen input: meliputi sensor untuk mengaktifkan alat secara otomatis atau dengan tombol untuk mengaktifkan alat secara manual.
  • Logic Solver: meliputi alat-alat elektronik maupun non-elektronik yang memproses sinyal dari elemen input dan mengirimkan sinyal menuju elemen output.
  • Elemen output: peralatan fisik yang akan berinteraksi dengan sumur, contohnya adalah katup yang berfungsi untuk mencegah atau menghentikan hilangnya hidrokarbon yang terkandung
Baca Juga : 

Well Integrity Management System (WIMS)

Well Integrity Management System (WIMS) adalah suatu metode evaluasi dengan sistem solusi untuk menangani resiko terjadinya masalah yang dapat menyebabkan kerugian sehingga memastikan bahwa well integrity tetap dipertahankan selama proses pekerjaan berlangsung, WIMS diantaranya mencakup elemen-elemen berikut ini :
  1. Pengelompokkan.
  2. Pembagian Pekerjaan.
  3. Perencanaan.
  4. Operasional.
  5. Sistem pendataan.
  6. Analisa.

Pengelompokkan

Setiap pengoperasian harus membentuk, mengikuti dan mengembangkan sistem pengelolaan untuk memenuhi persyaratan well integrity, perusahaan pengelola harus menyediakan peralatan untuk memenuhi well integrity management system. Setiap perusahaan harus mendokumentasikan dan mengelompokkan strategi dan tujuan well integrity untuk selanjutnya dapat dikembangkan selama proses pekerjaan di setiap fasanya, dari perencanaan hingga proses abandonment dilakukan.

Pembagian Pekerjaan

Setelah suatu permasalahan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan fasanya, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan pembagian pekerjaan untuk menangani well integrity secara tepat. Dalam hal ini, pekerjaan dibagi berdasarkan bagian yang menanganinya, diantaranya adalah bagian pemboran, komplesi, dan produksi.

Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang bertujuan untuk membentuk, memastikan, dan melaksanakan solusi teknis yang dipilih untuk memenuhi tujuan dari sumur dengan memperhatikan resiko kegagalan proses pekerjaan, proses desain sumur digunakan untuk perencanaan sumur baru dan perubahan atau modifikasi sumur yang telah ada.
Perlu diperhatikan juga dalam perancangan sumur juga harus memperhatikan faktor-faktor konstruksi, operasi produksi, perbaikan dan maintenance sumur, serta plug dan abandonment.
  • Standard Teknis
Dasar dari well integrity membutuhkan desain yang dapat menahan beban dan antisipasi penurunan fungsi selama proses pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi. Hal ini harus didasari oleh standard teknis yang telah disepakati, diantaranya :
  1. Standard industri global (API, ISO)
  2. Standard nasional (NORSOK)
  3. Standard perusahaan tertentu

  • Well Barrier
Well barrier harus dirancang untuk dapat mencegah aliran yang tidak diinginkan (influx, crossflow, outflow) sehingga tidak menghambat pekerjaan sumur yang telah direncanakan. Well barrier harus diperiksa secara rutin untuk memastikan fungsinya berjalan dengan baik.

Operasional

Dalam operasional pekerjaan migas harus dilaksanakan secara aman dan terkendali, setiap perusahaan bertanggung jawab untuk menetapkan kriteria prosedur operasi untuk mencegah terjadinya kesalahan operasi yang dapat menyebabkan permasalahan.

  • Batasan Operasional
Dalam melaksanakan operasi harus dilakukan pembatasan sebelum menimbulkan masalah. Seperti contohnya pada pekerjaan produksi/ injeksi harus tetap berada pada batasan aman dari sumur dan desain komplesinya. Batasan operasionalnya dapat berupa temperatur, tekanan, laju alir, dan sebagainya. Batasan operasional harus mempertimbangkan efek dari korosi , kepasiran, endapan scale, emulsi, parafin, water/gas coning.

  • Monitoring & Maintenance Program
Dalam proses operasional, well barrier harus selalu diawasi dan dimonitor fungsi dan kriteria fungsi dari setiap elemen well barriernya, parameter sumur yang memberikan efek negatif juga harus diawasi untuk memastikan status dari well barrier. Jika terjadi masalah pada well barrier tidak ada pekerjaan yang boleh dilakukan selain memperbaiki / mengganti barrier yang rusak tersebut.

Sistem Pendataan

Pendataan sangat penting untuk selalu didokumentasikan dan direkap sebagai data informasi yang digunakan sebagai acuan untuk proses pekerjaan selanjutnya. Data batasan operasional harus dapat digunakan dari fasa perencanaan, konstruksi, dan operasionalnya. Data parameter sumur kritis dan resiko yang akan terjadi juga perlu didokumentasikan dan diolah untuk memastikan integritas sumur yang berkelanjutan. Hal ini dapat diilustrasikan pada skema well barrier (WBS).

Analisa

Analisa perlu dilakukan menggunakan data yang ada untuk mengetahui resiko yang akan terjadi dan memastikan peningkatan secara kontinyu dari seluruh fasa pada pekerjaan eksplorasi dan eksploitasi yang meliputi fasa pemboran, komplesi, produksi, hingga sumur ditutup secara permanen (abandonment). 

KESIMPULAN

Demikianlah uraian singkat dimana Well Integrity adalah suatu metode pekerjaan evaluasi yang digunakan untuk mencegah fluida yang tidak diinginkan untuk dapat menginvasi ke dalam sumur dan terproduksi ke permukaan serta merancang agar sumur dapat terproduksi secara optimal dan mengurangi resiko terjadinya permasalahan yang bersifat merugikan dari awal sumur direncanakan hingga sumur ditutup secara permanen (abandonment). 

Jika kalian ingin materi yang lebih lengkap, kalian bisa berikan komentar pada postingan ini. Sebutkan Nama, Institusi dan Email kalian. Semoga membantu

salam


reference: