Modul Teknik Produksi 1

Konten [Tampil]
petroleum engineering


 Sistem sumur produksi, yang menghubungkan antara formasi produktif dengan separator, dapat dibagi menjadi enam komponen, yakni

1. Komponen formasi produktif/reservoir

Dalam komponen ini fluida reservoir mengalir dari batas reservoir menuju lubang sumur, melalui media berpori. Kelakuan aliran fluida dalam media berpori ini dinyatakan dalam bentuk hubungan antara tekan a alir di dasar sumur dengan laju produksi.

2. Komponen well completion

Adanya lubang perforasi ataupun gravel pack di dasar lubang sumur akan mempengruhi aliran fluida dari formasi ke dasar lubang sumur. Berdasarkan analisa di komponen ini, dapat diketahui pengaruh jumlah lubang perforasi ataupun adanya gravel pack terhadap laju produksi sumur.

3. Komponen tubing

Fluida multifasa yang mengalir dalam pipa vertikal ataupun miring, akan mengalami kehilangan tekanan yang besarnya tergantung dari ukuran tubing. Dengan demikian analisa tentang pengaruh ukuran tubing terhadap laju produksi dapat dilakukan dalam komponen ini.

4. Komponen Pipa Alir

Pengaruh ukuran pipa alir terhadap laju produksi yang dihasilkan suatu sumur, Dapat dianalisa dalam komponen ini seperti halnya pengaruh ukuran tubing, dalam komponen tubing.

5. komponen restriksi/ jepitan

Jepitan yang dipasang di kepala sumur atau di dalam tubing sebagai safety valve, akan mempengruhi laju produksi yang dihasilkan dari suatu sumur. Analisa terkait pengaruh ukuran jepitan terhadap laju produksi dapat dianalisa di komponen ini.

6. Komponen separator

Laju produksi suatu sumur juga dapat berubah dengan berubahnya tekanan kerja separator. Pengaruh perubahan tekanan kerja separator terhadap laju produksi untuk sistem sumur dapat dilakukan di komponen ini.

Keenam elemen/komponen tersebut berpengaruh terhadap laju produksi sumur yang akan dihasilkan. Laju produksi yang optimum dapat diperoleh dengan cara menguji sensitivitas ukuran tubing, pipa, jepitan , dan tekanan kerja separator. Pengaruh kelakuan aliran fluida di masing-masing komponen terhadap sistem sumur secara keseluruhan akan dianalisa, dengan menggunakan analisa nodal

Analisa Nodal adalah analisa dimana terjadi titik pertemuan antara dua komponen, dimana di titik pertemuan tersebut secara fisik akan terjadi keseimbangan masa ataupun keseimbangan tekanan. Hal ini menunjukan bahwa masa fluida yang keluar dari suatu komponen akan sama dengan masa fluida yang masuk ke dalam komponen berikutnya yang saling berhubungan atau juga tekanan di ujung suatu komponen akan sama dengan tekanan di ujung komponen yang lain yang berhubungan. Dalam sistem sumur produksi dapat ditemui 4 titik nodal, yaitu :

1. Titik nodal di dasar sumur

Titik nodal ini merupakan pertemuan antara komponen formasi produktif/reservoir dengan komponen tubing jika komplesi sumur yang digunakan adalah open hole atau pertemuan antara komponen tubing dengan komponen komplesi yang diperforasi atau bergravel pack

2. Titik nodal di kepala sumur

Titik nodal ini merupakan titik pertemuan antara komponen tubing dan pipa alir / horizontal dalam hal sumur tidak dilengkapi dengan jepitan atau merupakan pertemuan komponen tubing dengan komponen jepitan apabila sumur dilengkapi jepitan.

3. Titik nodal di separator 

Pertemuan antara komponen pipa alir/horizontal dengan komponen separator merupakan suatu titik nodal.

4. Titik nodal di “upstream/ downstream” jepitan sesuai dengan letak jepitan, 

titik nodal ini dapat merupakan pertemuan antara komponen jepitan dengan komponen tubing, apabila jepitan dipasang di tubing sebagai safety valve atau merupakan pertemuan antara komponen tubing di permukaan dengan komponen jepitan apabila jepitan dipasang di kepala sumur.

Analisa sistem nodal dilakukan dengan membuat diagram tekanan-laju produksi, yang merupakan grafik yang menghubungkan antara perubahan tekanan dan laju produksi untuk setiap komponen. Hubungan antara tekanan dan laju produksi di ujung setiap komponen untuk sistem sumur secara keseluruhan, pada dasarnya merupakan kelakuan aliran di :

1. Media berpori menuju dasar sumur

2. Pipa tegak/ tubing dan pipa datar/ horizontal

3. Jepitan

Analisa sistem nodal terhadap suatu sumur, diperlukan untuk tujuan :

1. Meneliti kelakuan aliran fluida reservoir pada setiap komponen sistem sumur untuk menentukan pengaruh masing – masing komponen tersebut terhadap sistem sumur secara keseluruhan.

2. Menggabungkan prilaku aliran fluida reservoir di seluruh komponen sehingga dapat memperkirakan laju produksi sumur.

Untuk dapat menganalisa pengaruh suatu komponen terhadap sistem sumur secara keseluruhan, pilih titik nodal yang terdekat dengan komponen tersebut.

Contoh jika ingin mengetahui pengaruh ukuran jepitan terhadap laju produksi, maka dipilih titik nodal di kepala sumur atau bila ingin mengetahui pengaruh jumlah lubang perforasi maka pilih titik nodal di dasar sumur.

Dalam modul ini akan dibahas perencanaan sistem sumur produksi ataupun perkiraan laju produksi dari suatu sistem sumur yang telah ada dengan menggunakan analisa sistem nodal. Ketelitian dan keberhasilan dari sistem nodal ini sangat tergantung dari ketelitian dan tepatnya pemilihan korelasi/ metode kelakuan aliran fluida reservoir.

Analisa sistem nodal ini dapat diselesaikan dengan bantuan computer, dimana dibuat program computer yang merupakan gabungan perhitungan-perhitungan kelakuan aliran di komponen 1 sampai 6. Pada modul ini menggunakan cara manual dengan menggunakan kurva pressure traverse.

Dalam bab-bab selanjutnya akan dibahas tentang penyelesaian analisa titik nodal di setiap titik nodal, dan akan ditinjau pengaruh dari masing-masing komponen terhadap sistem sumur secara keseluruhan. Sebelum sampai ke penyelesaian analisa sistem nodal akan diuraikan lebih dahulu tentang penggunaan kurva pressure traverse untuk menentukan kehilangan tekanan aliran mulitfasa dalam pipa.

source : Modul Teknik Produksi 1 

Teknik Produksi, Handbook, Perminyakan

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion