Bahan Bakar Alternatif Lebih Diminati, Harga Minyak Akan Terus Merosot

The Author 10/14/2017
Konten [Tampil]
FOTO: Ekspolasi.id
Harga minyak diprediksi akan turun menjadi hanya 10 dolar AS per barel pada enam sampai delapan tahun ke depan, karena bahan bakar energi alternatif terus menarik lebih banyak investor. Hal itu disampaikan oleh Chris Watling, chief executive Longview Economics, kepada CNBC pada hari Jumat (13/10/2017).


Ketika melihat ke depan sampai 2018, Watling mengakui bahwa katalis kunci untuk pasar minyak kemungkinan besar adalah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) Saudi Aramco di paruh kedua tahun depan. Dan ketika ditanya tentang kelompok negara minyak Arab Saudi yang diluncurkan di pasar saham internasional, ia menjawab, “Saya rasa mereka perlu mendapatkan secepatnya sebelum minyak mencapai 10 dolar (per barel).”

Sementara Watling menjelaskan bahwa penurunan harga minyak itu tidak terjadi dalam waktu dekat, melainkan dalam jangka panjang. Ia juga menyebutkan, apa yang terjadi dengan kendaraan listrik benar-benar sangat penting, mengingat sekitar 70 persen minyak digunakan untuk transportasi.

“Kita mungkin sudah lupa, pada 120 tahun yang lalu dunia tidak hidup dengan minyak. Minyak tidak selalu mendorong ekonomi global,” ujar Watling.

CEO Longview Economics memperkirakan harga minyak pada akhirnya akan merosot menjadi 10 dolar AS per barel selama enam sampai delapan tahun ke depan.

Sub Judul: OPEC Optimistis Seimbangkan Pasar Minyak

Pada hari Kamis (12/10/2017) Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan bahwa prospek global untuk pasar minyak pada tahun 2018 tidak bisa diharapkan berada di level yang lebih tinggi. Dalam laporannya yang diawasi ketat, IEA mengatakan bahwa saham global dibangun, meningkatnya produksi non-OPEC dan permintaan minyak statis dapat membebani harga minyak.

Laporan bulanan terbaru IEA dipublikasikan di tengah prediksi optimis kelompok produsen minyak utama OPEC, dengan kartel tersebut berdebat ada bukti bahwa penyeimbangan pasar minyak global pada beberapa tahun terakhir tidak optimal.

Harga minyak turun dari hampir $ 120 per barel pada bulan Juni 2014 karena melemahnya permintaan, dolar yang kuat dan produksi serpih A.S. yang melonjak. Keengganan OPEC untuk memotong output juga dipandang sebagai alasan utama di balik jatuhnya harga minyak. Tapi, kartel minyak segera bergerak untuk mengekang produksi bersama dengan negara penghasil minyak lainnya pada akhir 2016.

Minyak mentah Brent diperdagangkan pada kisaran $ 57,39 per barel pada Jumat pagi, naik 2 persen, sementara minyak mentah A.S. sekitar $ 51,50 per barel, naik 1,8 persen.(CNBC/ZAL)

source : https://bisniskini.com/

Share this

Previous
Next Post »
Give us your opinion