Definisi Casing Pada Pemboran Minyak
Casing adalah suatu pipa baja yang di letakan ke dalam lubang sumur pemboran minyak yang bertujuan untuk melindungi lubang sumur dari berbagai ketidak stabilan yang terjadi di dalam lubang sumur pemboran.
Casing merupakan material termahal pada sebuah sumur, sehingga casing yang digunakan ini investasinya cukup besar. Pemilihan ukuran casing, berat, grade dan type threadnya merupakan masalah yang paling penting dipandang dari segi engineering.
Fungsi Casing Pemboran
Secara umum casing dalam pemboran memiliki fungsi sebagai berikut
- Mencegah runtuhnya dinding sumur
- Mencegah terkontaminasinya air tanah terhadap lumpur pemboran
- Menutup zona lost atau zona rekah
- Mengisolasi dari zona bertekanan abnormal
- Mencegah kontak langsung antara sumur dengan formasi yang ditembus
- Membuat diameter sumur tetap
- Sebagai dudukan untuk BOP dan Peralatan produksi lainnya
Susunan Casing pemboran
1. Conductor Casing
- Pipa selubung pada tanah yang lembek atau lunak seperti di rawa-rawa atau lepas pantai (sering disebut stove pipe).
- Mencegah rusaknya struktur tanah di dasar menara bor
- Melindungi drillstring dari air laut saat di Offshore
- Melindungi casing-casing berikutnya dari korosi
- dapat juga digunakan untuk menyangga beban wellhead di lokasi dimana dukungan tanah tidak kuat.
2. Surface Casing
- Melindungi dari air tanah agar tidak terkontaminasi
- Menutup unconsolidated formation dan zona-zona lost circulation.
- Sebagai tempat dudukan peralatan BOP
- Melindungi/menjaga “build” section pada sumur berarah.
- Menyediakan tempat untuk melakukan “leak-off test”.
- Mempertahankan kestabilan lubang bor
- Melindungi zona-zona lemah dan secara tidak langsung
- Mengontrol kick
- Menyanggah berat semua rangkaian casing ketika di run di bawah surface casing
3. Intermediate Casing
- Menutup zona-zona yang akan menimbulkan masalah dalam pemboran (gas zones, lost circulation zones, dll
- Melindungi pada formasi yang bertekanan abnormal.
- Menghindari lost circulation atau stuck pipe pada formasi yang lemah.
- Mengisolasi zona garam atau zona yang menyebabkan problem, seperti heaving dan sloughing shale.
4. Production Casing
- Mengisolasi zone produksi dari formasi yang lainnya
- Memproteksi peralatan tubing produksi
- Menyediakan tempat berkumpulnya fluida yang akan diproduksi.
- Menghubungkan formasi produksi dengan permukaan.
- Menyediakan tempat untuk alat bantu produksi (submersible pump).
5. Liner
- Menghemat biaya aktivitas pemboran
- Mengontrol gradien tekanan atau fracture.
BACA JUGA :
Ukuran Casing Pemboran
Spesifikasi Casing Pemboran
Menurut Adams, J Neal, beberapa spesifikasi casing yang perlu diperhatikan adalah : Diameter, BeratNominal, Tipe Sambungan, Grade serta Length Range.
Diameter
Casing mempunyai tiga macam diameter, yaitu Diameter luar (OD), Diameter dalam (ID), dan Drift diameter. Drift diameter adalah dimeter maksimal suatu benda yang dapat dimasukkan kedalam casing. Drift diameter lebih kecil dari diameter dalam (ID). Diameter ini untuk menentukan diameter bit untuk melanjutkan pemboran setelah terpasang suatu selubung (casing). Diameter casing diukur pada body casing, bukanlah pada sambungan casing atau pada coupling casing.
Berat Nominal
Berat nominal suatu casing menyatakan berat rata-rata casing beserta couplingnya per satuan panjang. Pada umumnya, berat nominal casing dinyatakan dalam satuan pounds per foot (lbs/ft)
Tipe Sambungan / Coupling
Casing biasanya memiliki bagian yang disebut thread dan coupling. Thread adalah ulir yang terdapat pada bagian luar dari kedua ujung casing, sedangkan coupling adalah alat penyambung yang memiliki ulir di bagian dalamnya. Casing mempunyai tiga macam tipe sambungan, yaitu :
- Round Thread and Coupling, mempunyai bentuk ulir seperti V, dan mempunyai 8 sampai 10 ulir per inch. Tipe sambungan ini ada dua masam, yaitu Long Round Thread & Coupling (LCSG) dan Short Rount Thread & Coupling (CSG). Long thread & Coupling mempunyai tension strength 30% lebih kuat dari Short thread & coupling.
- Buttress Thread and Coupling (BCSG), sambungan ini mempunyai bentuk ulir seperti trapezium dan mempunyai 5 ulir per in. Buttress thread and coupling digunakan untuk tension load yang lebih besar, atau untuk rangkaian selubung atau casing yang panjang.
- Extreme Line Casing, sambungan ini mempunyai thread yang menyatu dengan body casing. Bentuk thread atau ulirnya berbentu trapezium atau square, dan mempunyai 5 ulir per in. Extreme line casing yang disebutkan diatas mempunyai ketahanan yang besar terhadap kebocoran. Diameter yang mempunyai 5 ulir tiap inch, adalah untuk ukuran 8 5/8 inch sampai 10 ¾ inch. Sedangkan untuk diameter yang lebih kecil dari 7 inch, mempunyai 6 ulir per inch.
Grade
Length Range
Pembebanan Pada Casing Pemboran
1. Tekanan Collapse (External Pressure)
Karena external pressure diangggap sama dengan tekanan hidrostatik lumpur, maka tekanan terbesar yang datangnya dari luar berada di dasar lubang. Dengan ini perencaaan casing yang terkuat dipasang pada bagian bawah.
Pembebanan Collapse |
2. Tekanan Burst (Internal Pressure)
IP = 0.052 x (Gf + Ni) x D
dimana :
Gr = gradien tekanan rekah, ppg
Ni = safety faactor, ppg
D = kedalaman, ft
Dalam perencanaan casing, dipilih casing yang mempunyai kekuatan menahan internal pressure (disebut internal yield pressure) lebih besar dari interval pressure tersebut, yaitu :
Pi = Pint x Ni
dimana :
Pint = internal pressure, psi
Ni = desain faktor
3. Beban Tension
Setiap sambungan pada casing harus mampu menahan berat rangkaian casing di bawahnya dan beban tarik (tension load) terbesar terjadi pada bagian paling atas dari rangkaian. Bagian terlemah terhadap beban tarik ini adalah pada bagian sambungan atau joint, sehingga beban yang ditanggungnya disebut juga dengan joint load. Kekuatan casing dalam menahan suatu beban tarik atau joint load disebut dengan joint strength.
Untuk menentukan harga kekuatan casing dalam menahan beban tarik, API menganjurkan rumus-rumus empiris sebagai berikut
Untuk casing round thread dengan ST&C
Fjs = 0.80 x Cs x Aj x (33.7 - de) x [24.45 + 1/(t-h)]
Untuk casing round thread dengan LT&C
Fjs = 0.80 x Cs x Aj x (25.58 - de) x [24.45 + 1/(t-h)]
dimana:
Fjs, Fjl = Joint strength minimum. Lb
Cs, C1 = konstanta untuk casing yang bersangkutan, dari tabel
Aj = luas penampang melintang dinding casing pada lingkar sempurna ulir yang terkecil (Root thread area), in3.
de = diameter luar (OD) casing, inch
t = kebalan dinding casing, inch
h = tinggi ulir, inch (pada round thread = 0.0715 inch)
0.80 = angka perubahan joint strength rata-rata ke harga joint strength Minimum
Joint load suatu casing, dengan mengabaikan faktor pelampungan (bouyancy factor), dapat dicari dari berat casing yang menggantung pada sambungan yang menahannya, yaitu
W = Bn x L
W = tension load. Lb
BN = berat nominal Casing, lb/ft
L = pajang casing yang menggantung, ft
Dalam perencanaan casing, digunakan casing yang mempunyai FJ lebih besar dari W, yaitu :
F = W x Nj
Nj = harga desain factor.
Berdasarkan data statistik, harga Nj yang digunakan dalam perencanaan casing berkisar antara 1.6 – 2.0.
4. Beban Biaxial
Pcc = y x Pc
Pcc = collapse resistance yang telah dikoreksi, psi
Pc = collapse resistance yang belum dikoreksi, psi
Y = yield strength rata-rata, psi